Cinta (mahabbah)
Rasulullah SAW, hukumnya wajib atas setiap muslim. Balasan bagi orang yang
mencintai Rasulullah sangat besar. Ia akan bersama beliau di hari kiamat.
Ketika seorang lelaki sowan kepada Rasulullah lalu ditanya oleh Rasulullah
tentang apa yang ia persiapkan nanti di hari kiamat, maka ia menjawab: “Aku
tidak mempersiapkan diri untuk hari kiamat dengan banyaknya shalat, puasa dan
sadaqah, tetapi aku mencintai Allah dan RasulNya.” Rasulullah SAW bersabda:
“Engkau akan bersama dengan orang yang kau cintai.”
Kebersamaan
seseorang dengan rasulullah SAW di hari kiamat membuat dirinya mendapatkan
derajat sejajar dengan derajat Rasulullah SAW, sesuai dengan kehendak Allah.
Hal ini juga ditegaskan oleh Allah SWT dalam firmanNya:
وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ
عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ
وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan
Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi
nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati
syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya”. (QS. An-Nisa’:
69)
Pertimbangan
lainnya mengapa kita harus mencintai Rasulullah adalah karena besarnya jasa
Rasulullah kepada kita. Rasulullah rela menderita hidup sederhana dalam keadaan
miskin, terusir dari kampung halamannya, mendapat julukan majnun (gila)
dan dimusuhi kaumnya demi memperjuangkan kebenaran iman yang bisa kita nikmati
saat ini. Jasa Rasulullah terlalu banyak dan terlau besar kepada kita sampai
melebihi jasa orang tua kita sendiri dan melebihi jasa guru kita. Rasulullah
rela mengorbankan segala yang dimilikinya demi tegaknya Islam untuk keselamatan
dan kedamaian diri kita sampai akhirat kelak. Demi memikirkan umatnya termasuk
diri kita maka Rasulullah lebih makan sehari tidak sehari puasa, lebih memilih
menjadi seorang hamba daripada seorang raja, lebih memilih miskin daripada kaya
serta lebih memilih akhirat daripada dunia dan wanita. Kehidupan
beliau adalah kehidupan terbaik yang menjamin keridhaan Allah karena budi
pekertinya yang agung, kedalaman ilmunya, kebersihan hatinya dan paling ringan
beban dunianya.
Cara Menumbuhkan Cinta Kepada
Rasulullah
Pertanyaan yang sangat mendasar adalah bagaimana cara menumbuhkan
cinta kepada rasul. Menurut pengalaman biasanya seseorang dicintai karena
adanya kelebihan dan keutamaan dimiliinya baik dari aspek fisik karena
kecantikan atau ketampanannya, aspek ekonomi karena hartanya, aspek penampilan
karena keindahan perhiasannya, aspek bakatnya karena keterampilan yang luar
biasa dan aspek sosial karena kebaikan akhlaq kepada sesama, aspek ruhani
karena keshalihan kepada sang pencipta, aspek rasio karena kepintaraannya dan
aspek emosi karena lembut perasaannya.
Untuk memahami betul keutamaan dan kelebihan atau kebaikan dari
seseorang sehingga kita akan mencintainya hanya dapat dilakukan jika kita telah
mengenal secara baik orang tersebut dari luar dan dalam. Secara alamiah jika
sudah mengenal betul kebaikannya maka akan timbul rasa cinta. Oleh karena itu
cinta tidak akan bisa dipaksakan meskipun cinta bisa juga ditumbuhkan dengan
tipuan sehingga timbul cinta terlarang atau tipuan cinta. Timbulnya cinta
terlarang ini atau tertipu oleh cinta ini karena salah manajemen cinta dalam
hidupnya sehingga banyak manusia yang sengsara justru karena cinta tersebut.
1.
Untuk bisa mencintai
Rasulullah jalan pertama yang harus ditempuh adalah banyak mengenal pribadi Rasulullah
sampai menemukan keutamaan, kelebihan dan kebaikan Rasulullah secara lengkap dan utuh. Membaca
sejarah nabi atau sirah nabawi bisa memunculkan kepedulian dan rasa simpati
kepada perjuangannya sehingga timbul rasa kagum dan tumbuh rasa cinta
kepadanya. Mungkin saja rasa cinta umat ini kepada nabi tidak tumbuh karena ketidaktahuan
akan kemuliaan nabi tersebut atau karena tidak mengenal perjuangan nabi.
2.
Cara berikutnya untuk menumbuhkan
dan menjaga cinta kepada Rasulullah adalah dengan mempraktekkan gaya hidup Rasulullah (sunah) dalam kehidupan kita selama 24
jam sejak bangun tidur sampai tidur kembali. Apabila hal ini bisa dilakukan
maka secara pelan-pelan cinta kepada Rasulullah semakin bertambah sampai akhirnya
timbul keinginan untuk menjadikan Rasulullah sebagai
teladan dalam hidupnya.
3.
Langkah berikutnya untuk memantapkan
cinta kepada Rasulullah adalah
melanjutkan perjuangan beliau dalam menyampaikan agama kepada seluruh umat
manusia sampai datangnya hari kiamat. Dalam QS al-Jumu’ah [62]: 2 ditegaskan
tugas Nabi Muhammad untuk membacakan ayat-ayat Allah (dakwah), menyucikan jiwa
dengan dzikir dan ibadah dan mengajrkan ilmu dan hikmah.
هُوَالَّذِى بَعَثَ فِى
اْلأُمِّيِّيْنَ رَسُوْلًا مِنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ
وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوْا مِنْ
قَبْلُ لَفِى ضَلاَلٍ مُبِيْنٍ
“2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan
Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,” (QS
al-Jumu’ah [62]: 2)
4.
Menurut Syeikh M. Sa’ad
salah satu cara menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah adalah dengan membaca
shalawat kepada Nabi setelah shubuh dan setelah ashar masing-masing 100 kali.
Rasulullah menyampaikan bahwa orang yang utama di sisiku pada hari kiamat
adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku. “Barangsiapa yang bersholawat
untukku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu sore sepuluh kali, maka ia
berhak mendapatkan syafa’atku.” [HR Thabarani].
5.
Upaya terkhir untuk menjadikan
cinta sejati kepada Rasulullah adalah dengan cara berdoa kepada Allah agar
diberi hakikat cinta kepada Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Dalam bulan rabi’ul
awal ini bertepatan dengan hari lahirnya Nabi Muhammad pada tanggal 12 Rabi’ul
Awal bisa menjadi wasilah untuk mengenang kembali kisah kehidupan Nabi Muhammad
sejak lahir sampai diangkat menjadi rasul dan mendakwahkan agama sampai akhir
hayatnya. Peringatan maulid Nabi meskipun bukan merupakan ibadah mahdhoh bisa
dijadikan momentum untuk menumbuhkan kecintaan kepada Nabi Muhammad asal
dimaknai dengan benar bukan sekedar tradisi.
Seseorang yang
mengaku mencintai sesuatu, akan mengalahkan kepentingan dirinya untuk sesuatu
yang ia cintai. Jika tidak demikian, tentu ia belum benar-benar cinta; cintanya
hanya sebatas dimulut saja. Pecinta Rasulullah SAW yang sebenarnya dapat
diketahui dengan tanda-tanda berikut ini:
Pertama: Mengikuti dan
mengamalkan sunnah Rasul, mengikuti perkataan dan perbuatan beliau, menjalankan
perintah dan menjauhi larangan beliau, dan bertatakrama dengan tatakrama Rasul
dalam setiap keadaan, serta mendahulukan apa yang beliau syariatkan mengalahkan
kepentingan hawa nafsu dan keinginan pribadinya.
Orang yang
mempunyai tanda-tanda seperti ini adalah orang yang sempurna dalam mencintai
Allah dan RasulNya. Dan jika tanda-tanda ini hanya dimiliki sebagian, berarti
kecintaanya masih kurang, walaupun masih dikatakan mencintai Rasul. Ketika
seorang lelaki mendapat hukuman had karena telah mengkonsumsi arak, sebagian
sahabat melaknatnya. Lalu Rasulullah bersabda: “Jangan kau melaknatnya, karena
ia mencintai Allah dan rasulNya.
Kedua: Sering mengingat
dan menyebut-nyebut Rasulullah SAW. disertai dengan pengagungan, menampakkan
kekhusyu’an ketika menyebut atau mendengar nama Rasulullah SAW.
Ketiga: Mencintai orang
yang mencintai Rasulullah SAW, termasuk ahlul bait (keluarga Rasul), dan para
sahabat Muhajirin dan Anshar, serta membenci orang membenci dan menghina mereka.
Rasulullah SAW bersabda dalam masalah Hasan dan Husein:
مَنْ
أَحَبَّهُمَا فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمِنْ أَحَبَّنِي فَقَدْ أَحَبَّ اللَّهَ وَمَنْ
أبْغَضَهُمَا فَقَدْ أَبْغَضَنِي وَمَنْ أَبْغَضَنِي فَقَدْ أَبْغَضَ اللَّهَ
“Barang siapa mencintai keduanya, maka ia
benar-benar mencintaiku. Dan barang siapa mencintaiku, maka benar-benar
mencintai Allah. Dan Barang siapa membenci keduanya, maka ia benar-benar
membenciku. Barang siapa membenciku, maka benar-benar telah membenci Allah
SWT”.
Keempat: Mencintai
al-Qur’an, menggunakannya sebagai petunjuk, dan berakhlak dengan al-Quran,
serta selalu membacanya.
Kelima: Bersikap lemah
lembut dan mempunyai kasih sayang kepada umat Rasulullah, memberi mereka
nasehat dan berusaha dalam memberikan kesejahteraan mereka dan menghilangkan
mara bahaya dari mereka, seperti halnya Rasulullah SAW yang mempunyai kasih
sayang kepada orang-orang yang beriman.
Keenam:
Bersikap zuhud di dunia, dan bersahaja dalam hidup. Rasulullah SAW bersabda
kepada Abi Sa’id Al-Khudzri:
إنَّ
الْفَقْرَ إِلَى مَنْ يُحِبُّنِي مِنْكُمْ أسْرَعُ مِنَ السيْلِ مِنْ أَعْلَى
لوادى أَوِ الْجَبَلِ إِلَى أَسْفَلِهِ
“Sesungguhnya sifat fakir lebih cepat bagi
orang yang mencintaiku dari pada air bah yang mengalir dari atas menuju lembah,
atau dari atas gunung”.
barakallah fiik. I like your post 😘
ReplyDeletesholluu 'alannabiy..