Saturday, 5 March 2016

Naskah Teater dan Drama 12 orang "Bunga Desa Suka Damai"

JUDUL: Bunga Desa Suka Damai
NAMA PEMAIN:
1.       HANA MARISA                                                  Sebagai Warga desa 1
2.       HANIFIANTI SURYA                                         Sebagai Pohon Pelindung Bunga
3.       INDRI MEILANINGRUM                                 Sebagai Warga desa 2
4.       INTAN MELIASARI RISHADI                          Sebagai Warga desa 3
5.       MARGAREVA YENIS SYAFITRI                     Sebagai Warga desa 4
6.       MIA SAPUTRI KRISENTIANA                        Sebagai Penulis Skenario
7.       MUHAMAD SETIADI                                       Sebagai Pak Kades
8.       M. SUKRON FADILAH AHADIAT                 Sebagai Orang kota 1
9.       NABILA NERISSA ARVIANA                          Sebagai Bunga Anggrek bulan
10.   NANI ANGGRAENI                                          Sebagai Warga desa 5
11.   OKTAVANI                                                          Sebagai Orang kota 2
12.   PITRIANITA                                                         Sebagai Pohon Pelindung Bunga
-^-^-

v  SCENE 1
Sukron  : Assalamu’alaikum, Pak Kades!
Adi         : Wa’alaikumusalam, Pak! Selamat datang di desa Suka Damai.
Sukron  : Terima kasih atas sambutannya, Pak. Kedatangan kami kesini bertujuan ingin mendirikan sebuah proyek untuk mengembangkan potensi di desa ini. Untuk lebih selebihnya, akan dilanjutkan oleh asisten saya.
Okta      : Iya, Pak! Jadi, kami ingin mendirikan ruko di daerah ini. Kami telah merencanakan pasar swalayan dan ruko bisa berdiri di desa ini.
Adi         : Wah, itu proyek yang cukup bagus. Kebetulan penduduk desa ini pekerjaannya hanya bertani, mungkin setelah ini banyak juga yang akan jadi pedagang. Potensi desa ini memang cukup besar, tanahnya subur untuk perkebunan, airnya melimpah dan letaknya juga strategis.
Sukron  : Saya setuju, Pak! Karena itu kami memilih desa ini. Kalau begitu, apa bapak menyetujui pembangunan proyek ini?
Adi         : Baik, saya setuju! Demi kemakmuran dan perkembangan desa ini.
Okta      : Ini ada surat-suratnya, Pak. Kami senang bapak mau bekerja sama.
Sukron  : Terima kasih, Pak! Wassalamu’alaikum.
Adi         : Wa’alaikumusalam.
(Pertemuan itu ternyata didengar oleh warga desa yang sedang beraktifitas.)
v  SCENE 2
Indri       : Tadi Pak Kades ketemu sama orang kota. Ngomongin apa ya, aku nggak terlalu denger.
Yenis     : Itu, lho.. Ngomongin proyek ruko yang mau dibikin di desa ini.
Intan     : Wah, bener ya itu?
Indri       : Oh iya, proyek ruko! Tapi aku kok curiga ya sama orang kota itu.
Hana      : Curiga gimana? Mereka mau membangun desa ini kok malah dicurigain..
Nani       : Iya, kita nggak boleh curiga sama orang apalagi yang udah jelas pengen berbuat baik.
Intan     : Aku juga ngerasa mereka punya niat yang lain. Firasatku jadi nggak enak.
Hana      : Yah, kok jadi pada curiga. Kita harus berpikiran positif dulu lah.
Nani       : Nah, bener, tuh!
Yenis     : Udah.. udah jangan ngomongin yang enggak-enggak. Kita lanjutin pekerjaan masing-masing.
(Bubar dan langsung melanjutkan pekerjaan masing-masing)
v  SCENE 3
Sukron  : Ternyata nggak susah buat masuk ke desa ini. Kita semakin dekat ke tujuan seharusnya.
Okta      : Benar, Pak. Sebentar lagi kita akan berhasil.
Sukron  : Kalo kita berhasil mengambil bunga langka itu dan menjualnya ke luar negeri, kita bisa kaya raya! Setelah itu kita langsung pergi dari sini. Biar proyek itu anak buahku yang meneruskannya.
Okta      : Saya setuju, Pak!
(Secara nggak sengaja ada yang mendengar pembicaraan itu)
Indri       : Wah, benar kecurigaanku! Mereka memang berniat tidak baik.
Hana      : Kita tidak bisa membiarkan ini. Dia akan mengambil Anggrek Bulan kita! Kita harus mencegahnya.
Indri       : Ayo kita kumpulkan warga yang lain!
(Suara Kentongan)
Intan     : Ada apa ini?
Nani       : Kenapa kita berkumpul disini?
Hana      : Orang kota itu ternyata berniat mengambil bunga Anggrek Bulan yang langka itu.
Yenis     : Kamu tau dari mana?
Indri       : Tadi kami mendengarnya sendiri.
Intan     : Ternyata firasatku benar.
Yenis     : Lalu kita harus bagaimana?
Nani       : Ayo kita laporkan ke Pak Kades! Jangan sampai mereka mengambil bunga langka itu.
(Berpapasan sama Pak Kades)
Adi         : Kenapa warga desa berkumpul seperti ini? Memangnya ada apa?
Hana      : Pak Kades harus mengusir orang kota itu.
Indri       : Iya, dia berniat tidak baik untuk desa ini.
Intan     : Mereka ingin mengambil bunga Anggrek Bulan yang langka itu.
Yenis     : Kita harus mencegahnya, Pak!
Nani       : Kita tidak boleh sampai lengah.
Adi         : Harap tenang semuanya. Tidak mungkin mereka berniat buruk karena mereka ingin membangun desa ini. Kalau mereka ingin mengambil bunga langka itu pasti mereka datang diam-diam tapi mereka minta ijin baik-baik kepada saya. Jadi saya percaya mereka bermaksud baik.
Indri       : Pak Kades harus percaya, saya mendengarnya sendiri mereka punya rencana itu.
Hana      : Betul, Pak! Saya juga mendengarnya. Bapak harus percaya!
Yenis     : Mereka cuma berpura-pura baik, Pak!
Adi         : Sudah-sudah! Lebih baik sekarang kalian pulang. Saya tidak percaya kalau belum ada buktinya. Apa sekarang kalian punya bukti?
Intan     : Sekarang kami memang tidak punya bukti.
Nani       : Tapi kami pasti akan membuktikan ke Pak Kades kalau kami benar.
Adi         : Sudah, saya mau lanjut ke sawah, ya. Wassalamu’alaikum!
Bareng  : Wa’alaikumusalam.
(Setelah Pak Kades pergi, mereka kembali berkumpul untuk merencanakan sesuatu.)
v  SCENE 4
Sukron  : Bagaimana caranya kita tau tempat bunga itu, ya?
Okta      : Mungkin kita bisa coba tanya ke salah satu warga, Pak.
Sukron  : Wah, benar juga! Para warga pasti tau tentang bunga itu.
Okta      : Ayo coba kita tanya ke warga itu, Pak!
(Kedua orang kota ini menghampiri seorang warga yang sedang beraktifitas)
Sukron  : Assalamu’alaikum, Mbak.
Yenis     : Waalaikumusalam, Pak, Bu!
Sukron  : Mbak sudah tau siapa saya?
Yenis     : Oh iya, saya tau. Bapak sama Ibu ini dari kota, ya. Saya warga asli dari desa ini.
Okta      : Benar, Mbak. Kami ingin bertanya-tanya tentang desa ini. Bagaimana keadaan ekonomi di desa ini?
Yenis     : Masih belum cukup baik. Pekerjaan kami disini kebanyakan bertani dan sangat bergantung pada hasil panen. Kalo gagal panen, ya, semuanya kacau, begitu.. Mungkin proyek Bapak dan Ibu bisa memberikan solusi untuk kemajuan desa kami.
Sukron  : Iya, Mbak. Kami akan berusaha membantu desa ini. Apa ada tanaman langka di desa ini? Menurut artikel yang saya baca di desa ini ada bunga langka.
Yenis     : Bunga langka? Kalau masalah itu saya nggak tau, Pak.
Okta      : Bunga langka semacam Anggrek Bulan?
Yenis     : Sepertinya nggak ada, Bu.
Sukron  : Oh, mungkin saya yang salah baca artikel. Kalau begitu, terima kasih atas waktunya, Mbak.
Okta      : Iya, maaf mengganggu waktu kerjanya.
Yenis     : Nggak apa-apa, Pak, Bu. Sama-sama.
(Kedua orang kota itu pergi dan berpapasan dengan seorang warga lain)
Sukron  : Ternyata cukup susah juga mencari informasi dari warga disini.
Okta      : Betul, Pak! Tidak semudah yang saya bayangkan.
Sukron  : Bagaimana pun caranya kita harus tau dimana tempat bunga itu!
Intan     : Maaf, apa tadi bapak berbicara tentang bunga?
Sukron  : Iya, benar.
Okta      : Bunga langka di desa ini, Mbak. Apa mbak tau tentang Anggrek Bulan?
Intan     : Oh, iya saya tau tempatnya!
Okta      : Bisa antar kami kesana? Tenang saja, nanti ada bonus karena mengantar dari kami.
Intan     : Baik saya antar, mari.
(Kedua orang kota itu berjalan mengikuti arah seorang warga desa itu)
Nani       : Mereka sudah terpancing dan sedang menuju tempat Anggrek Bulan.
Yenis     : Ayo kita segera panggil Pak Kades supaya percaya kalau kita benar.
(Berpapasan dengan Pak Kades)
Bareng  : Assalamu’alaikum.
Adi         : Wa’alaikumusalam. Ada apa lagi ini?
Indri       : Pak Kades harus melihat sendiri buktinya!
Hana      : Iya, Pak! Orang kota itu ingin mengambil bunga langka itu.
Adi         : Baiklah, saya akan ikut kali ini.
v  SCENE 5
Okta      : Apa tempatnya masih jauh?
Intan     : Sudah dekat, Bu. Letak bunganya ada diantara dua pohon itu.
Sukron  : Oh, yaudah kalau begitu sampai disini saja diantarnya..
Okta      : Terima kasih, Mbak. Ini bonusnya..
Intan     : Nggak usah, Bu. Saya nggak mau nerima ini. Niat saya mengantar supaya kalian juga bisa bergabung dalam melindungi bunga langka ini, bukan merusaknya apalagi mengambilnya.
Sukron  : Terima kasih, Mbak.
Intan     : Iya, sama-sama.
(Salah satu warga desa itu pergi sedangkan warga desa yang lain dan Pak Kades sudah siap mengawasi mereka)
Sukron  : Ayo cepat segera ambil bunga itu!
Okta      : Baik, Pak!
(Menarik bunga, Pak Kades dan para warga keluar dari persembunyian)
Adi         : Apa yang kalian lakukan? Kalian mau mengambil bunga ini atau merusaknya?
Indri       : Mereka pasti ingin mengambilnya, Pak!
Nani       : Ayo kita pertahankan bunga ini jangan sampai berhasil diambil sama mereka
(Tarik-tarikan bunga antara orang kota dan warga desa)
Adi         : Jadi apa maksud bapak kesini? Cuma ingin mengambil bunga Anggrek Bulan dari desa ini?
Sukron  : Saya bisa menjelaskan, Pak..
Adi         : Apa bapak memang punya tujuan lain selain proyek itu?
Sukron  : Jadi begini, saya ingin mendirikan proyek di desa ini dengan syarat bunga Anggrek Bulan ini harus jadi milik saya.
Hana      : Usir saja mereka, Pak Kades!
Yenis     : Ternyata mereka punya maksud lain dibalik proyek itu.
Intan     : Bunga Anggrek Bulan itu harus dilestarikan, jangan diambil!
Sukron  : Bunga Anggrek Bulan itu memang mau saya jual.
Adi         : Kalau begitu, lebih baik proyek ini batal! Saya tidak mau lingkungan di desa ini jadi rusak. Saya ingin tetap melestarikan bunga itu di desa ini.
Sukron  : Baiklah jika bapak mau, proyek itu dibatalkan!
Adi         : Lebih baik sekarang kalian pergi dari desa ini!
(Kedua orang desa itu kemudian pergi dari desa itu dan bunga Anggrek Bulan berhasil dikembalikan pada posisinya)
Adi         : Untuk para warga, saya minta maaf telah tidak percaya kepada kalian. Saya mau seluruh warga desa tetap berperan aktif menjaga kelestarian bunga Anggrek Bulan yang langka itu.
Bareng  : Baik, Pak Kades!

Adi         : Terima kasih untuk semuanya.

No comments:

Post a Comment