JUDUL: Bunga Desa Suka Damai
NAMA PEMAIN:
1.
HANA MARISA Sebagai Warga
desa 1
2.
HANIFIANTI SURYA Sebagai
Pohon Pelindung Bunga
3.
INDRI MEILANINGRUM Sebagai Warga desa 2
5.
MARGAREVA YENIS SYAFITRI Sebagai Warga desa 4
6.
MIA SAPUTRI KRISENTIANA Sebagai Penulis Skenario
7.
MUHAMAD SETIADI Sebagai
Pak Kades
8.
M. SUKRON FADILAH AHADIAT Sebagai Orang kota 1
9.
NABILA NERISSA ARVIANA Sebagai Bunga Anggrek bulan
10.
NANI ANGGRAENI Sebagai
Warga desa 5
11.
OKTAVANI Sebagai
Orang kota 2
12.
PITRIANITA Sebagai
Pohon Pelindung Bunga
-^-^-
v
SCENE 1
Sukron :
Assalamu’alaikum, Pak Kades!
Adi :
Wa’alaikumusalam, Pak! Selamat datang di desa Suka Damai.
Sukron : Terima kasih
atas sambutannya, Pak. Kedatangan kami kesini bertujuan ingin mendirikan sebuah
proyek untuk mengembangkan potensi di desa ini. Untuk lebih selebihnya, akan
dilanjutkan oleh asisten saya.
Okta : Iya, Pak!
Jadi, kami ingin mendirikan ruko di daerah ini. Kami telah merencanakan pasar
swalayan dan ruko bisa berdiri di desa ini.
Adi : Wah, itu
proyek yang cukup bagus. Kebetulan penduduk desa ini pekerjaannya hanya
bertani, mungkin setelah ini banyak juga yang akan jadi pedagang. Potensi desa
ini memang cukup besar, tanahnya subur untuk perkebunan, airnya melimpah dan
letaknya juga strategis.
Sukron : Saya setuju,
Pak! Karena itu kami memilih desa ini. Kalau begitu, apa bapak menyetujui
pembangunan proyek ini?
Adi : Baik,
saya setuju! Demi kemakmuran dan perkembangan desa ini.
Okta : Ini ada
surat-suratnya, Pak. Kami senang bapak mau bekerja sama.
Sukron : Terima kasih,
Pak! Wassalamu’alaikum.
Adi :
Wa’alaikumusalam.
(Pertemuan itu ternyata didengar oleh warga desa yang sedang
beraktifitas.)
v
SCENE 2
Indri : Tadi Pak
Kades ketemu sama orang kota. Ngomongin apa ya, aku nggak terlalu denger.
Yenis : Itu, lho..
Ngomongin proyek ruko yang mau dibikin di desa ini.
Intan : Wah, bener
ya itu?
Indri : Oh iya,
proyek ruko! Tapi aku kok curiga ya sama orang kota itu.
Hana : Curiga
gimana? Mereka mau membangun desa ini kok malah dicurigain..
Nani : Iya, kita
nggak boleh curiga sama orang apalagi yang udah jelas pengen berbuat baik.
Intan : Aku juga
ngerasa mereka punya niat yang lain. Firasatku jadi nggak enak.
Hana : Yah, kok
jadi pada curiga. Kita harus berpikiran positif dulu lah.
Nani : Nah,
bener, tuh!
Yenis : Udah.. udah
jangan ngomongin yang enggak-enggak. Kita lanjutin pekerjaan masing-masing.
(Bubar dan langsung melanjutkan pekerjaan masing-masing)
v
SCENE 3
Sukron : Ternyata
nggak susah buat masuk ke desa ini. Kita semakin dekat ke tujuan seharusnya.
Okta : Benar, Pak.
Sebentar lagi kita akan berhasil.
Sukron : Kalo kita
berhasil mengambil bunga langka itu dan menjualnya ke luar negeri, kita bisa
kaya raya! Setelah itu kita langsung pergi dari sini. Biar proyek itu anak
buahku yang meneruskannya.
Okta : Saya
setuju, Pak!
(Secara nggak sengaja ada yang mendengar pembicaraan itu)
Indri : Wah,
benar kecurigaanku! Mereka memang berniat tidak baik.
Hana : Kita tidak
bisa membiarkan ini. Dia akan mengambil Anggrek Bulan kita! Kita harus mencegahnya.
Indri : Ayo kita
kumpulkan warga yang lain!
(Suara Kentongan)
Intan : Ada apa
ini?
Nani : Kenapa
kita berkumpul disini?
Hana : Orang kota
itu ternyata berniat mengambil bunga Anggrek Bulan yang langka itu.
Yenis : Kamu tau
dari mana?
Indri : Tadi kami
mendengarnya sendiri.
Intan : Ternyata
firasatku benar.
Yenis : Lalu kita
harus bagaimana?
Nani : Ayo kita
laporkan ke Pak Kades! Jangan sampai mereka mengambil bunga langka itu.
(Berpapasan sama Pak Kades)
Adi : Kenapa
warga desa berkumpul seperti ini? Memangnya ada apa?
Hana : Pak Kades
harus mengusir orang kota itu.
Indri : Iya, dia
berniat tidak baik untuk desa ini.
Intan : Mereka
ingin mengambil bunga Anggrek Bulan yang langka itu.
Yenis : Kita harus
mencegahnya, Pak!
Nani : Kita tidak
boleh sampai lengah.
Adi : Harap tenang
semuanya. Tidak mungkin mereka berniat buruk karena mereka ingin membangun desa
ini. Kalau mereka ingin mengambil bunga langka itu pasti mereka datang
diam-diam tapi mereka minta ijin baik-baik kepada saya. Jadi saya percaya
mereka bermaksud baik.
Indri : Pak Kades
harus percaya, saya mendengarnya sendiri mereka punya rencana itu.
Hana : Betul, Pak!
Saya juga mendengarnya. Bapak harus percaya!
Yenis : Mereka cuma
berpura-pura baik, Pak!
Adi :
Sudah-sudah! Lebih baik sekarang kalian pulang. Saya tidak percaya kalau belum
ada buktinya. Apa sekarang kalian punya bukti?
Intan : Sekarang
kami memang tidak punya bukti.
Nani : Tapi kami
pasti akan membuktikan ke Pak Kades kalau kami benar.
Adi : Sudah,
saya mau lanjut ke sawah, ya. Wassalamu’alaikum!
Bareng :
Wa’alaikumusalam.
(Setelah Pak Kades pergi, mereka kembali berkumpul untuk
merencanakan sesuatu.)
v
SCENE 4
Sukron : Bagaimana
caranya kita tau tempat bunga itu, ya?
Okta : Mungkin
kita bisa coba tanya ke salah satu warga, Pak.
Sukron : Wah, benar
juga! Para warga pasti tau tentang bunga itu.
Okta : Ayo coba
kita tanya ke warga itu, Pak!
(Kedua orang kota ini menghampiri seorang warga yang sedang
beraktifitas)
Sukron :
Assalamu’alaikum, Mbak.
Yenis :
Waalaikumusalam, Pak, Bu!
Sukron : Mbak sudah
tau siapa saya?
Yenis : Oh iya,
saya tau. Bapak sama Ibu ini dari kota, ya. Saya warga asli dari desa ini.
Okta : Benar,
Mbak. Kami ingin bertanya-tanya tentang desa ini. Bagaimana keadaan ekonomi di
desa ini?
Yenis : Masih belum
cukup baik. Pekerjaan kami disini kebanyakan bertani dan sangat bergantung pada
hasil panen. Kalo gagal panen, ya, semuanya kacau, begitu.. Mungkin proyek
Bapak dan Ibu bisa memberikan solusi untuk kemajuan desa kami.
Sukron : Iya, Mbak.
Kami akan berusaha membantu desa ini. Apa ada tanaman langka di desa ini?
Menurut artikel yang saya baca di desa ini ada bunga langka.
Yenis : Bunga
langka? Kalau masalah itu saya nggak tau, Pak.
Okta : Bunga
langka semacam Anggrek Bulan?
Yenis : Sepertinya
nggak ada, Bu.
Sukron : Oh, mungkin
saya yang salah baca artikel. Kalau begitu, terima kasih atas waktunya, Mbak.
Okta : Iya, maaf
mengganggu waktu kerjanya.
Yenis : Nggak
apa-apa, Pak, Bu. Sama-sama.
(Kedua orang kota itu pergi dan berpapasan dengan seorang
warga lain)
Sukron : Ternyata
cukup susah juga mencari informasi dari warga disini.
Okta : Betul, Pak!
Tidak semudah yang saya bayangkan.
Sukron : Bagaimana pun
caranya kita harus tau dimana tempat bunga itu!
Intan : Maaf, apa
tadi bapak berbicara tentang bunga?
Sukron : Iya, benar.
Okta : Bunga
langka di desa ini, Mbak. Apa mbak tau tentang Anggrek Bulan?
Intan : Oh, iya
saya tau tempatnya!
Okta : Bisa antar
kami kesana? Tenang saja, nanti ada bonus karena mengantar dari kami.
Intan : Baik saya
antar, mari.
(Kedua orang kota itu berjalan mengikuti arah seorang warga
desa itu)
Nani : Mereka
sudah terpancing dan sedang menuju tempat Anggrek Bulan.
Yenis : Ayo kita
segera panggil Pak Kades supaya percaya kalau kita benar.
(Berpapasan dengan Pak Kades)
Bareng : Assalamu’alaikum.
Adi :
Wa’alaikumusalam. Ada apa lagi ini?
Indri : Pak Kades
harus melihat sendiri buktinya!
Hana : Iya, Pak!
Orang kota itu ingin mengambil bunga langka itu.
Adi : Baiklah,
saya akan ikut kali ini.
v
SCENE 5
Okta : Apa
tempatnya masih jauh?
Intan : Sudah
dekat, Bu. Letak bunganya ada diantara dua pohon itu.
Sukron : Oh, yaudah kalau
begitu sampai disini saja diantarnya..
Okta : Terima
kasih, Mbak. Ini bonusnya..
Intan : Nggak usah,
Bu. Saya nggak mau nerima ini. Niat saya mengantar supaya kalian juga bisa
bergabung dalam melindungi bunga langka ini, bukan merusaknya apalagi
mengambilnya.
Sukron : Terima kasih,
Mbak.
Intan : Iya,
sama-sama.
(Salah satu warga desa itu pergi sedangkan warga desa yang
lain dan Pak Kades sudah siap mengawasi mereka)
Sukron : Ayo cepat
segera ambil bunga itu!
Okta : Baik, Pak!
(Menarik bunga, Pak Kades dan para warga keluar dari
persembunyian)
Adi : Apa yang
kalian lakukan? Kalian mau mengambil bunga ini atau merusaknya?
Indri : Mereka
pasti ingin mengambilnya, Pak!
Nani : Ayo kita
pertahankan bunga ini jangan sampai berhasil diambil sama mereka
(Tarik-tarikan bunga antara orang kota dan warga desa)
Adi : Jadi apa
maksud bapak kesini? Cuma ingin mengambil bunga Anggrek Bulan dari desa ini?
Sukron : Saya bisa
menjelaskan, Pak..
Adi : Apa bapak
memang punya tujuan lain selain proyek itu?
Sukron : Jadi begini,
saya ingin mendirikan proyek di desa ini dengan syarat bunga Anggrek Bulan ini
harus jadi milik saya.
Hana : Usir saja
mereka, Pak Kades!
Yenis : Ternyata
mereka punya maksud lain dibalik proyek itu.
Intan : Bunga
Anggrek Bulan itu harus dilestarikan, jangan diambil!
Sukron : Bunga Anggrek
Bulan itu memang mau saya jual.
Adi : Kalau
begitu, lebih baik proyek ini batal! Saya tidak mau lingkungan di desa ini jadi
rusak. Saya ingin tetap melestarikan bunga itu di desa ini.
Sukron : Baiklah jika
bapak mau, proyek itu dibatalkan!
Adi : Lebih
baik sekarang kalian pergi dari desa ini!
(Kedua orang desa itu kemudian pergi dari desa itu dan bunga
Anggrek Bulan berhasil dikembalikan pada posisinya)
Adi : Untuk
para warga, saya minta maaf telah tidak percaya kepada kalian. Saya mau seluruh
warga desa tetap berperan aktif menjaga kelestarian bunga Anggrek Bulan yang
langka itu.
Bareng : Baik, Pak
Kades!
Adi : Terima
kasih untuk semuanya.
No comments:
Post a Comment