Saturday, 5 March 2016

Resensi Novel "Autumn In Paris" by Ilana Tan

RESENSI NOVEL
1.       Identitas Buku
a.       Judul         : Autumn In Paris
b.      Penerbit     : PT. Gramedia Pustaka Utama
c.       Penulis       : Ilana Tan
d.      Tahun        : 2015
e.       Tebal buku : 264 halaman
f.       Harga        : Rp. 54.000,-

2.      Sinopsis Novel


Tara Dupont adalah gadis keturunan Indonesia dan Eropa. Dia tinggal bersama ayahnya di Paris sejak berumur enam belas tahun. Tara mempunyai sahabat, Sebastien Giraudeau yang kemudian mengenalkannya dengan seorang arsitek muda asal Jepang bernama Tatsuya Fujisawa. Tatsuya mengirim surat ke stasiun radio tempat Tara bekerja yang disiarkan lalu membuat Tara semakin penasaran kepada Tatsuya. Kepergian Sebastien ke Nice untuk sementara menjadi awal kedekatan Tara dan Tatsuya sehingga menjadi terbiasa menghabiskan waktu bersama satu sama lain.
Selain masalah pekerjaan, Tatsuya punya misi khusus saat memutuskan pergi ke Paris. Dia ingin mencari ayah kandungnya untuk memenuhi wasiat terakhir mendiang ibunya. Dan dia pun berhasil mengalahkan ketakutan dirinya sendiri untuk menemui ayah kandungnya. Dia tau ayah kandungnya mempunyai seorang putri bernama Victoria, belakangan diketahui bahwa Victoria merupakan nama asli Tara Dupont yang telah dikenalnya. Masih tidak bisa menerima kenyataan, Tatsuya memutuskan untuk melakukan tes DNA untuk memastikan ayah kandungnya.
Semuanya telah terbukti. Tatsuya memiliki ayah kandung yang sama dengan Tara. Tatsuya merasa dunianya hancur ketika harapannya bisa bersama dengan Tara pupus. Mereka telah menyadari bahwa mereka saling mencintai satu sama lain. Semua ini masih dirahasiakan dari Tara sampai akhirnya Tara mendengar sendiri semua kebenaran itu dan mengalami depresi sampai berniat bunuh diri.
Tatsuya memutuskan untuk kembali ke Tokyo dan melanjutkan pekerjaannya disana. Dia ingin menjaga jarak dengan Tara. Sebulan kemudian, Tatsuya mengalami kecelakaan di tempat kerja sampai membuatnya dalam keadaan koma. Tara dan ayahnya langsung menuju Tokyo karena Tatsuya diprediksi tidak bisa bertahan lama. Tara menemukan banyak hal yang berhubungan dengan dirinya di apartemen milik Tatsuya, ternyata selama ini Tatsuya masih memantau kabar dirinya melalui Sebastien. Tara pun memberanikan diri melihat langsung kondisi Tatsuya. Setelah berjanji Tara akan baik-baik saja setelah ini, usaha dokter tidak membuahkan hasil dan akhirnya Tatsuya tidak bisa diselamatkan lagi.
3.      Analisis Novel
a.       Unsur Intrinsik
1)      Tema               : Percintaan
2)      Latar                :
i.                    Tempat
-Bistro atau Brasserie
“... sampai di depan bistro, ia melihat Tara masih ada di sana.” (Hal. 162)
“... Tara memilih makan siang di brasserie yang paling dekat...” (Hal. 36)
-La Vue
“... mereka tiba di depan kelab mewah bernama La Vue.” (Hal.112)
-Arc de Triomphe
“... berdiri di puncak Arc de Triomphe dan memandangi kota Paris...” (Hal. 189)
ii.                  Waktu
-Siang hari
“Oh ya, ia punya janji makan siang dengan Sebastien...” (Hal. 33)
-Malam hari
“Langit sudah gelap. Ia melirik jam tangan dan mendesah. Jam tujuh lewat.” (Hal. 9)
-Larut malam
“Jam sudah menunjukkan pukul 02:24 dini hari dan ia tidak mengantuk sedikitpun.” (Hal. 129)
-Sore hari
“... menikmati jalan-jalan sore di taman ini seperti mereka.” (Hal. 57)
iii.                Suasana
-Meriah
“Malam semakin larut dan suasana semakin meriah.” (Hal. 121)
-Sepi
“Ruangan itu sudah sepi sejak satu jam yang lalu.” (Hal. 9)
-Gembira
“’Sebastien!’ kata gadis itu dengan gembira.” (Hal. 61)
3)      Alur                 : Campuran
i.                    Maju
“Pagi ini ia tidak punya jadwal siaran...” (Hal. 26)
 “Keesokan paginya, Sebastien sedang memanggang roti...” (Hal. 210)
“Beberapa saat kemudian, terdengar bunyi bel pintu.” (Hal. 211)
ii.                  Mundur
“Aku baru tiba di Paris hari itu...” (Hal. 27)
“Waktu itu ayahku sedang ada di Tokyo...” (Hal. 17)
4)      Penokohan      :
a)      Tara Dupont
Deskripsi: “Rambut hitam pendek, kulit putih tetapi tidak pucat, mata kelabu, hidung mancung, tinggi badannya melebihi rata-rata tinggi badan orang Asia.” (Hal. 16)
-Cerewet
“... ia lebih suka Tara Dupont yang cerewet daripada...” (Hal. 15)
-Menyenangkan
“Tara Dupont memiliki suara yang jernih dan menyenangkan...” (Hal. 18)
-Ceria
“Ia masih tetap ceria dan tersenyum lebar.” (Hal. 124)
-Penasaran
“Tatsuya teringat sifat Tara yang gampang penasaran.” (Hal. 189)
b)      Tatsuya Fujisawa
Deskripsi: “Bertubuh jangkung, kurus, rambut hitam agak panjang yang sangat bergaya, mata kecil, hidung mancung, dagu kecil...” (Hal. 21)
-Baik dan sopan
“Tatsuya laki-laki yang baik dan sopan.” (Hal. 127)
-Menyenangkan
“... Tatsuya Fujitatsu adalah teman mengobrol yang menyenangkan.” (Hal. 41)
-Misterius
“’Rupanya kau penasaran sekali dengan ceritaku.’ Kata Tatsuya...” (Hal. 40)
c)      Sebastien Giraudeau
Deskripsi: “Jangkung, rambut pirang, mata biru, kulit putih, berkacamata...” (Hal. 13)
-Playboy
“... Tara takkan menolak ajakannya. Dasar playboy!” (Hal. 14)
-Perhatian
“Ia sangat mengkhawatirkan kondisi Tara.” (Hal. 206)
-Jujur
“’Kau tau betapa susahnya aku merahasiakan sesuatu darinya?’...” (Hal. 262)
d)     Jean-Daniel Lemercier (Ayah Tara)
Deskripsi: “Jangkung, tampan, rambut cokelat terang, hidung mancung, mata kelabu, kulit putih pucat.” (Hal. 16)
-Ramah dan hangat
“Ayah Tara tersenyum ramah dan mengamati...” (Hal. 122)
-Tulus
“... memecah keheningan. “Aku turut menyesal,” katanya tulus.” (Hal. 97)
-Baik dan penyayang
“Ia ayah yang baik. Ayah paling baik sedunia.” (Hal. 36)
“...dirinyalah yang paling berharga bagi ayahnya.” (Hal. 36)
e)      Elise Lavoie
Deskripsi: “Rambut pirang emas sebahu, mata hijau, hidung berbintik-bintik, kurus, kecil...” (Hal. 10)
-Pengertian
“’Oh... aku mengerti,” kata Elise tiba-tiba...” (Hal. 11)
-Ramah
“Suara Elise yang ramah terdengar lagi.” (Hal. 27)
5)      Sudut Pandang : Orang ketiga serba tau
“Ia merapatkan jaket yang dikenakannya...” (Hal. 7)
“Mereka berdua sama-sama penyiar...” (Hal. 10)
6)      Gaya Bahasa   : Ringan dan mengalir. Cukup santai dan tidak terkesan sangat serius jadi sangat cocok untuk remaja dari segi gaya bahasa.
7)      Amanat           :
“Hidup ini sungguh aneh, juga tidak adil. Suatu kali hidup melambungkanmu setinggi langit, kali lainnya hidup mengempaskanmu begitu keras ke bumi.” –Kutipan hal. 234.
Takdir dalam hidup memang terkadang tidak sesuai keinginan, tapi kita harus tetap menjalaninya karena lari dari kenyataan tidak akan membuahkan hasil. Sepahit apapun itu, kita harus tetap kuat menghadapinya.
b.      Unsur Ekstrinsik
1)      Latar Belakang Penulis
Ilana Tan seorang novelis Indonesia yang dikenal karena menulis 4 novel roman yang masing-masing novelnya disajikan dengan cerita yang latarnya berbeda-beda. Novel Ilana Tan memiliki keunikan, yaitu tokoh-tokoh dari novel yang satu dengan novel yang lainnya saling berkaitan.
Novel pertamanya berjudul Summer in Seoul, novel keduanya berjudul Autumn in Paris, novel ketiganya berjudul Winter in Tokyo dan novel keempatnya berjudul Spring in London. Masing-masing novel diceritakan di kota-kota besar di dunia, yaitu Seoul (Korea Selatan), Paris (Perancis), Tokyo (Jepang), dan London (Inggris). Dan masing-masing novel diceritakan di musim yang berbeda yakni Summer (musim panas), Autumn (musim gugur), Winter (musim dingin), dan Spring (musim semi).
Ilana Tan sendiri juga dikenal sebagai penulis yang misterius. Karena dibagian Tentang Pengarang yang biasanya tertera dibagian paling belakang novel, tidak dicantumkan foto profil dan keterangan yang detail tentang Ilana Tan. Ilana Tan sendiri juga tidak mempunyai socmed pribadi yang mana sebagai sarana Komunikasi dengan para fansnya.
Ilana Tan lebih menyukai cara-cara konvensional. Ya, sebuah romantisme kuno ketika para penulis merupakan sosok-sosok misterius yang dipuja penggemarnya, tak wara-wiri muncul di media dan diberitakan profilnya. Penggemar hanya tahu novel terbarunya akan segera rilis bulan depan. Bila umumnya penulis berlomba-lomba membuat narasi yang semenarik mungkin untuk biodata di halaman akhir bukunya, maka Ilana Tan sejak menerbitkan novel pertamanya pada 2006 membuat pembaca penasaran dengan informasi seperti:
"Summer in Seoul adalah karya pertama Ilana Tan yang berbentuk novel, selain berbagai cerpen. Ia penggemar film, buku, dan bahasa asing. Kini Ilana menetap di Jakarta dan bekerja di bidang yang disukainya. Di novel keduanya, ia masih menyertakan sedikit informasi yang sama, namun setelah itu, hingga novel terbarunya In a Blue Moon (2015), tak ada lagi keterangan apapun mengenai sang penulis".

2)      Nilai yang terkandung
i.                    Nilai Budaya
Dalam novel ini kita mengenal bahasa dan budaya Perancis yang asing tapi dibawakan dengan rapi oleh penulis. Beberapa istilah dalam bahasa Perancis banyak digunakan yang membuat kita lebih mengenal budaya asing.
ii.                  Nilai Sosial Keluarga
Akar masalah terbesar dalam novel ini yaitu adanya hubungan sedarah yang membuat harapan kedua pemeran utama dalam novel ini pupus. Hal ini menunjukkan adanya nilai sosial keluarga yang cukup ditekankan sehingga menjadi pokok konflik yang menarik.
4.      Kelemahan Novel
a.       Akhir cerita yang kurang tuntas (sedikit menggantung).
b.      Kurangnya penjabaran latar belakang salah satu tokoh yang cukup penting.
c.       Latar belakang penulis tidak disertakan dalam novel.
5.      Keunggulan Novel
a.       Sampul dan judul cukup menarik.
b.      Terdapat catatan kaki atau penjelasan dari istilah dalam bahasa asing.
c.       Bahasanya mudah dipahami dan ringan.
d.      Alurnya mengalir dan mampu membawa pembaca dengan baik.
6.      Rangkuman Resensi
Novel berjudul Autumn in Paris ini ditulis oleh Ilana Tan yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2007. Novel terbitan Gramedia Pustaka Utama ini menjadi best-seller sehingga dicetak ulang puluhan kali. Penulisnya sendiri sangat misterius dan tidak pernah menampilkan biodata spesifiknya sekalipun. Bahkan di novel Autumn In Paris ini juga tidak terdapat keterangan tentang latar belakang penulisnya. Konflik yang disajikan tidak mengecewakan sehingga pembaca dapat terbawa masuk ke dalam suasana cerita. Pembawaan bahasa yang tidak terlalu berat juga membuat pembaca mudah memahami isi cerita novel ini.

Tema novel ini percintaan yang beralur campuran. Tokoh utamanya yaitu Tara Dupont dan Tatsuya Fujisawa. Ada nilai budaya dan sosial keluarga yang terkandung dalam novel ini sesuai dengan konflik utama yang disajikan. Secara keseluruhan novel ini lebih banyak memiliki keunggulan dibanding kelemahan. 

7 comments:

  1. bagusss, makasih ya membantu bangett :)

    ReplyDelete
  2. terimakasih info nya sangat bermanfaat, kunjungi http://bit.ly/2NbLl5k

    ReplyDelete
  3. Hebat banget..jadi kebantu mksh y!.

    ReplyDelete
  4. Bagus banget terima kasih sangat membantu

    ReplyDelete
  5. Terimakasih sangat membantu, aku bacanya tahun 2014 lalu dan baca sekarang rasanya sama saja. Sesak. Tapi aku suka moment kebersamaan Tatsuya dan Tara bagian awal ke pertengahan

    ReplyDelete