I.
DASAR TEORI
Detergent Cair adalah
sabun pencuci pakaian dalam bentuk liquid/cair, daya kerja detergent cair sendiri
tidak kalah bahkan melebihi detergent bubuk.
Konsentrasi active content "biang sabun" pada detergent cair lebih
tinggi dibandingkan detergent bubuk hal ini dikarenakan media pelarut yang
dipakai pada detergent cair adalah air sedangkan media dari detergent bubuk adalah
garam glauber yang notabene lebih mahal dibandingkan air.
Untuk pencucian dengan menggunakan mesin cuci maka detergent cair ini lebih
cocok digunakan dibandingkan detergent bubuk karena kandungan garam glauber
yang sangat tinggi (lebih dari 80%) pada detergent bubuk dapat mengakibatkan kerak
pada mesin sedangkan pada detergent cair tidak mengakibatkan kerak dan daya kerja
detergent cair pun lebih tinggi.
Detergen termasuk salah satu kebutuhan yang dapat
diusahakan sendiri dalam pembuatannya. Ini merupakan suatu peluang untuk
melakukan kegiatan usaha. Selama ini, detergen yang banyak digunakan oleh
masyarakat adalah masih berupa
detergen bubuk, tapi dengan pikiran manusia yang ingin mencari terobosan
baru maka
munculah produk
baru dari
detergen yang
berupa detergen
cair. Karena
detergen cair dapat menjadi terobosan baru, dan inovatif dari jenis produk
detergen selama
ini. Detergen
cair mempunyai mutu
atau kualitas
yang dapat
bersaing dengan detergen yang sudah ada saat ini, yaitu detergen bubuk.
Keuntungan atau
profit yang
diperoleh untuk
detergen cair
cukup besar,
karena bahan
pengisi (filler) yang sangat
murah dan
mudah didapat.
Standar deterjen cair telah terdaftar dalam Standar Nasional Indonesia
Detergen Cuci Cair (SNI 064075-1996)
II.
ALAT DAN BAHAN
a. Alat
- Timbangan
- Mixer
- Gelas ukur
- Pengaduk
-Wadah
b.
Bahan
-
Pengental / CMC 15 gr
-
ABS / Texapone 100 gr
-
STTP 20
gr
-
Soda Ash 80 gr
-
Aquadest 785 gr
-
Pewarna
-
Parfum
III.
PROSEDUR KERJA DAN ANALISA
a. Prosedur
Kerja
1. Masukkan
pengental / CMC kedalam air aquadest yang ada di dalam wadah pelan-pelan sambil
di mixer, setelah pengental habis diamkan selama 3 jam, kemudian mixer lagi
hingga larut sempurna dan mengental.
2. Masukkan ABS
/ Texapone kedalam larutan kental diatas dan aduk hingga larut sempurna.
3. Masukkan
Soda Ash dan STPP kedalam larutan diatas dan aduk hingga larut sempurna.
4. Masukkan
pewarna secukupnya dan aduk hingga rata.
5. Masukkan
parfum sesuai keinginan secukupnya dan aduk hingga rata.
b. Prosedur Analisa
-Bobot
jenis
Prinsip
: Perbandingan bobot contoh dengan bobot air pada volume dan suhu yang sama.
Peralatan
:
a.
Piknometer yang tutupnya dilengkapi termometer
b.
Timbangan analitik
Bahan
:
a.
Aseton
b.
Dietil eter
c.
Air suling
Cara
kerja :
a. Bersihkan
piknometer dengan cara mebilas dengan aseton kemudian dengan
dietil
eter;
b. Keringkan
piknometer dan timbang;
c. Dinginkan
contoh lebih rendah dari suhu penetapan;
d. Masukkan
contoh kedalam piknometer yang terendam air es,biarkan sampai suhu 250 C dan tepatkan
sampai garis tera;
e. Angkat
piknometer dari dalam rendaman air es diamkan pada suhu kamar dan timbang;
a. Ulangi
pengerjaan tersebut dengan memakai air suling sebagai pengganti contoh.
-
DaftarPustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29700/5/Chapter%20I.pdf
http://www.arstanchem.in/images/msds-rept-labsa.pdf
( MSDS ABS )
http://www.sfm.state.or.us/CR2K_subDB/MSDS/AMTEX.PDF
( MSDS CMC )
http://www.alkimia.tn/imgcommon/sttpmsdf
rev06 ang.pdf ( MSDS STTP )
http://www.nationalchemicals.com/download/file/683
( MSDS SODA ASH )
No comments:
Post a Comment