Saturday, 14 May 2016

Pembuatan Detergent Cair

I.                   DASAR TEORI
Detergent Cair adalah sabun pencuci pakaian dalam bentuk liquid/cair, daya kerja detergent cair sendiri tidak kalah bahkan melebihi detergent bubuk.
Konsentrasi active content "biang sabun" pada detergent cair lebih tinggi dibandingkan detergent bubuk hal ini dikarenakan media pelarut yang dipakai pada detergent cair adalah air sedangkan media dari detergent bubuk adalah garam glauber yang notabene lebih mahal dibandingkan air.

Untuk pencucian dengan menggunakan mesin cuci maka detergent cair ini lebih cocok digunakan dibandingkan detergent bubuk karena kandungan garam glauber yang sangat tinggi (lebih dari 80%) pada detergent bubuk dapat mengakibatkan kerak pada mesin sedangkan pada detergent cair tidak mengakibatkan kerak dan daya kerja detergent cair pun lebih tinggi.
Detergen termasuk salah satu kebutuhan yang dapat diusahakan sendiri dalam pembuatannya. Ini merupakan suatu peluang untuk melakukan kegiatan usaha. Selama ini, detergen yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah masih berupa detergen bubuk, tapi dengan pikiran  manusia yang ingin mencari terobosan baru maka munculah produk baru dari detergen yang berupa detergen cair. Karena detergen cair dapat menjadi terobosan baru, dan inovatif dari jenis produk detergen selama ini. Detergen cair mempunyai mutu atau kualitas yang dapat bersaing dengan detergen yang sudah ada saat ini, yaitu detergen bubuk. Keuntungan atau profit yang diperoleh untuk detergen cair cukup besar, karena bahan pengisi (filler) yang sangat murah dan mudah didapat.
Standar deterjen cair telah terdaftar dalam Standar Nasional Indonesia Detergen Cuci Cair (SNI 064075-1996)
II.                ALAT DAN BAHAN


a.       Alat
- Timbangan
- Mixer
- Gelas ukur
- Pengaduk
-Wadah

b.      Bahan
-      Pengental / CMC        15 gr
-      ABS / Texapone          100 gr
-      STTP                           20 gr
-      Soda Ash                    80 gr
-      Aquadest                     785 gr
-      Pewarna
-      Parfum

III.             PROSEDUR KERJA DAN ANALISA
a.       Prosedur Kerja
1.      Masukkan pengental / CMC kedalam air aquadest yang ada di dalam wadah pelan-pelan sambil di mixer, setelah pengental habis diamkan selama 3 jam, kemudian mixer lagi hingga larut sempurna dan mengental.
2.      Masukkan ABS / Texapone kedalam larutan kental diatas dan aduk hingga larut sempurna.
3.      Masukkan Soda Ash dan STPP kedalam larutan diatas dan aduk hingga larut sempurna.
4.      Masukkan pewarna secukupnya dan aduk hingga rata.
5.      Masukkan parfum sesuai keinginan secukupnya dan aduk hingga rata.
b.      Prosedur Analisa
-Bobot jenis

Prinsip : Perbandingan bobot contoh dengan bobot air pada volume dan suhu yang sama.
Peralatan :
a. Piknometer yang tutupnya dilengkapi termometer
b. Timbangan analitik
Bahan :
a. Aseton
b. Dietil eter
c. Air suling
Cara kerja :
a.       Bersihkan piknometer dengan cara mebilas dengan aseton kemudian dengan
dietil eter;
b.      Keringkan piknometer dan timbang;
c.       Dinginkan contoh lebih rendah dari suhu penetapan;
d.      Masukkan contoh kedalam piknometer yang terendam air es,biarkan sampai suhu 250 C dan tepatkan sampai garis tera;
e.       Angkat piknometer dari dalam rendaman air es diamkan pada suhu kamar dan timbang;
a.       Ulangi pengerjaan tersebut dengan memakai air suling sebagai pengganti contoh.


-           DaftarPustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29700/5/Chapter%20I.pdf
http://www.nationalchemicals.com/download/file/683 ( MSDS SODA ASH )


No comments:

Post a Comment