I.
Pendahuluan
Reaktor
kimia adalah sebuah alat industri kimia , dimana terjadi reaksi bahan
mentah menjadi hasil jadi yang lebih berharga. Menurut
wikipedia, reaktor kimia adalah suatu bejana tempat
berlangsungnya reaksi kimia. Perancangan suatu reaktor
kimia harus mengutamakan efisiensi kinerja reaktor, sehingga didapatkan
hasil produk lebih besar dibandingkan masukan (input) yang besar dengan biaya
yang minimum, baik itu biaya modal maupun operasi.
v Tujuan pemilihan reaktor adalah :
- Mendapat
keuntungan yang besar
- Biaya
produksi rendah
- Modal
kecil/volume reaktor minimum
- Operasinya
sederhana dan murah
- Keselamatan
kerja terjamin
- Polusi
terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya
v Pemilihan jenis reaktor dipengaruhi oleh :
- Fase
zat pereaksi dan hasil reaksi
- Tipe
reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi samping
- Kapasitas
produksi
- Harga
alat (reactor) dan biaya instalasinya
- Kemampuan
reactor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup untuk perpindahan
panas
v Jenis-jenis reaktor
A. Berdasarkan
bentuknya
1. Reaktor
tangki
2. Reaktor pipa
B. Berdasarkan
prosesnya
1. Reaktor
Batch
2. Reaktor Alir
(Continous Flow)
3. Reaktor semi
batch
C. Jenis
reaktor berdasarkan keadaan operasinya
1. Reaktor
isotermal.
2. Reaktor
adiabatis.
3. Reaktor
Non-Adiabatis
II.
Definisi
Batch Reactor
Batch Reactor adalah tempat terjadinya reaksi,
dimana tidak ada massa masuk dan keluar
selama reaksi. Jadi bahan dimasukkan, direaksikan beberapa waktu / hari
(residence time) dan dikeluarkan sebagai produk dan selama proses tidak ada
umpan-produk mengalir.
1.
Fase cair
2.
Skala proses yang kecil
3.
Mencoba proses baru yang belum
sepenuhnya dikembangkan
4.
Memproduksi produk yang mahal
5.
Proses-proses yang sulit diubah
menjadi proses kontinyu
6.
Jika bahan atau hasilnya perlu
pembersihan
7.
Proses memerlukan waktu lama
III. Karakteristik
Karakteristik Reaktor Batch
yaitu:
a.
Sederhana
dan tidak memerlukan banyak peralatan pendukung.
b.
Ideal untuk
operasi skala kecil.
c.
Operasinya
berupa operasi tak tunak/unsteady-state, dengan komposisi yang bervariasi
dengan waktu.
Beberapa ketetapan menggunakan reaktor tipe Batch :
● Selama reaksi berlangsung tidak terjadi perubahan temperatur
● Pengadukan dilakukan dengan sempurna, konsentrasi di semua titik dalam reaktor
adalah sama atau homogen pada waktu
yang sama
● Reaktor ideal
-Penggunaan Batch Reactor Reaktor jenis ini biasanya sangat cocok
digunakan untuk produksi berkapasitas kecil misalnya dalam proses pelarutan
padatan, pencampuran produk, reaksi kimia, Batch distillation, kristalisasi,
ekstraksi cair-cair, polimerisasi, farmasi dan fermentasi.
Keuntungannya :
1.
Lebih murah dan ongkos
atau harga instrumentasi rendah.
2.
Lebih mudah pengoperasian dan
pengontrolan (penambahan bahan per volume) atau Penggunaannya
fleksibel, artinya dapat dihentikan secara mudah dan cepat kapan saja
diinginkan.
3.
Terjadi pengadukan sempurna sehingga
konsentrasi disetiap titik dalam reaktor sama pada waktu yang sama.
4.
Pada reaktor batch dengan volume berubah,
maka perubahan volume dapat dianggap linier terhadap konversi.
5.
Penggunaan yang multifungsi dan reaktor ini dapat
digunakan untuk reaksi yang menggunakan campuran kuat dan beracun.
6.
Mudah dibersihkan.
Kerugiannya :
1.
Pengendalian suhu bermasalah dan pengendalian kualitas dari produk
jelek atau susah.
2.
Lebih banyak pekerja, karena
diperlukan utk pengawasan kondisi & prosedur yg berubah terus dari awal
sampai akhir sehingga biaya buruh
dan handling tinggi.
3.
Tidak baik utk fase gas, karena
rentan bocor pada masukan pengaduknya dan
banyak waktu yang terbuang.
4.
Tidak efektif utk skala besar karena
waktu yang lama (tidak produktif) sehingga skala produksi yang kecil.
5.
Tidak dapat dijalankan pada proses-proses
yang sulit,karena harus diubah menjadi proses kontinue
6.
Saat terjadi reaksi tidak ada reaktan yang
masuk dan produk yang keluar.
7.
Kadang-kadang
waktu shut down nya besar, yaitu waktu untuk mengosongkan, membersihkan dan
mengisi kembali.
IV. Aplikasi Industri
a. Persiapan
Alat
ü Penelitian
Tahap I Menggunakan Reaktor Batch
Persiapan
reaktor anaerobic mengunakan reaktor batch dengan kapasitas 1 L. Reaktor berupa
erlenmeyer 1 L yang ditutup dengan karet berselang yang dihubungkan ke labu
erlenmeyer 250 mL yang berfungsi sebagai pengaman agar air dari wadah plastik
tidak masuk ke labu erlenmeyer 1 L serta menampung slurry eceng gondok yang
ikut terbawa saat gas menuju ke gelas ukur. Kemudian dihubungkan lagi ke gelas
ukur 1 L untuk pengamatan penurunan air yang ada dalam gelas ukur akibat
terbentuknya biogas. Gambar rangkaian reaktor biogas secara batch dapat dilihat
pada Gambar 1.
b. Persiapan
Bahan
ü Penyediaan
eceng gondok.
Eceng gondok
diambil langsung dari saluran pembuangan di wilayah ITS Surabaya. Setelah itu
eceng gondok (batang dan daun) dicacah hingga berukuran kecil- kecil, kemudian
diblender dan ditambahkan air sesuai variabel komposisi yang akan digunakan
pada penelitian pendahuluan.
c. Reaksi Pada
Pembuatan Biogas dari eceng gondok
Salah satu
contoh biomassa lignoselulosa adalah eceng gondok. Ketersediaan eceng gondok di
Indonesia cukup banyak karena tingkat pertumbuhan tanaman ini relatif cepat.
Kecepatan pertumbuhan ini menyebabkan tertutupnya permukaan perairan sehingga
kelarutan oksigen dalam air semakin berkurang. Eceng gondok memiliki kandungan
selulosa yang relatif besar sehingga berpotensi untuk diolah menjadi menjadi
biogas melalui proses anaerobic digestion.
Anaerobic
digestion merupakan proses dekomposisi alamiah, dimana senyawa organik terurai
menjadi komponen kimia yang lebih sederhana tanpa menggunakan oksigen, sehingga
dihasilkan biogas yang umumnya mengandung metana (CH4) serta gas-gas yang
lain.
Tahapan
Anaerobic Digestion, yaitu:
§ Proses
Hidrolisa
(C6H10O5)n +
n H2O → n (C6H12O6) glukosa
§ Proses
Asidogenesis dan Asetogenesis
C6H12O6 →2CH3CHOHCOOH → CH3COOH
Glukosa Asam Laktat Asam Asetat
§ Proses
Metanogenesis
CH3COOH →
CH4(g) + CO2
d. Pengoperasian
Reaktor
Pengoperasian reaktor dilakukan berdasarkan urutan berikut ini
:
1. Penelitian
pendahuluan tahap 1 bertujuan untuk mengetahui komposisi eceng gondok dan air
yang menghasilkan biogas paling optimum. Perbandingan komposisi yang digunakan
antara eceng gondok:air, yaitu 1:2 dan 1:3. Campuran eceng gondok dan air
tersebut diblender sehingga terbentuk campuran yang homogen dan merata.
Komposisi yang menghasilkan biogas paling optimum akan digunakan untuk
penelitian tahap selanjutnya.
2. Penelitian
pendahuluan tahap 2 bertujuan untuk mengetahui komposisi eceng gondok dan
kotoran sapi yang menghasilkan biogas paling optimum. Perbandingan komposisi
yang digunakan antara eceng gondok:kotoran sapi, yaitu 100%:0%, 75%:25%, dan
50%:50%. Campuran eceng gondok dan kotoran sapi tersebut diblender sehingga
terbentuk campuran yang homogen dan merata. Komposisi yang menghasilkan biogas
paling optimum akan digunakan untuk penelitian tahap selanjutnya.
No comments:
Post a Comment