Thursday 26 March 2015

Memperdalam Cinta kepada Rasulullah


Cinta (mahabbah) Rasulullah SAW, hukumnya wajib atas setiap muslim. Balasan bagi orang yang mencintai Rasulullah sangat besar. Ia akan bersama beliau di hari kiamat. Ketika seorang lelaki sowan kepada Rasulullah lalu ditanya oleh Rasulullah tentang apa yang ia persiapkan nanti di hari kiamat, maka ia menjawab: “Aku tidak mempersiapkan diri untuk hari kiamat dengan banyaknya shalat, puasa dan sadaqah, tetapi aku mencintai Allah dan RasulNya.” Rasulullah SAW bersabda: “Engkau akan bersama dengan orang yang kau cintai.”

Kebersamaan seseorang dengan rasulullah SAW di hari kiamat membuat dirinya mendapatkan derajat sejajar dengan derajat Rasulullah SAW, sesuai dengan kehendak Allah. Hal ini juga ditegaskan oleh Allah SWT dalam firmanNya:
                                                                                         
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya”. (QS. An-Nisa’: 69)
Pertimbangan lainnya mengapa kita harus mencintai Rasulullah adalah karena besarnya jasa Rasulullah kepada kita. Rasulullah rela menderita hidup sederhana dalam keadaan miskin, terusir dari kampung halamannya, mendapat julukan majnun (gila) dan dimusuhi kaumnya demi memperjuangkan kebenaran iman yang bisa kita nikmati saat ini. Jasa Rasulullah terlalu banyak dan terlau besar kepada kita sampai melebihi jasa orang tua kita sendiri dan melebihi jasa guru kita. Rasulullah rela mengorbankan segala yang dimilikinya demi tegaknya Islam untuk keselamatan dan kedamaian diri kita sampai akhirat kelak. Demi memikirkan umatnya termasuk diri kita maka Rasulullah lebih makan sehari tidak sehari puasa, lebih memilih menjadi seorang hamba daripada seorang raja, lebih memilih miskin daripada kaya serta lebih memilih  akhirat daripada dunia dan wanita.  Kehidupan beliau adalah kehidupan terbaik yang menjamin keridhaan Allah karena budi pekertinya yang agung, kedalaman ilmunya, kebersihan hatinya dan paling ringan beban dunianya.
Cara Menumbuhkan Cinta Kepada Rasulullah
Pertanyaan yang sangat mendasar adalah bagaimana cara menumbuhkan cinta kepada rasul. Menurut pengalaman biasanya seseorang dicintai karena adanya kelebihan dan keutamaan dimiliinya baik dari aspek fisik karena kecantikan atau ketampanannya, aspek ekonomi karena hartanya, aspek penampilan karena keindahan perhiasannya, aspek bakatnya karena keterampilan yang luar biasa dan aspek sosial karena kebaikan akhlaq kepada sesama, aspek ruhani karena keshalihan kepada sang pencipta, aspek rasio karena kepintaraannya dan aspek emosi karena lembut perasaannya.
Untuk memahami betul keutamaan dan kelebihan atau kebaikan dari seseorang sehingga kita akan mencintainya hanya dapat dilakukan jika kita telah mengenal secara baik orang tersebut dari luar dan dalam. Secara alamiah jika sudah mengenal betul kebaikannya maka akan timbul rasa cinta. Oleh karena itu cinta tidak akan bisa dipaksakan meskipun cinta bisa juga ditumbuhkan dengan tipuan sehingga timbul cinta terlarang atau tipuan cinta. Timbulnya cinta terlarang ini atau tertipu oleh cinta ini karena salah manajemen cinta dalam hidupnya sehingga banyak manusia yang sengsara justru karena cinta tersebut.
1.      Untuk bisa mencintai  Rasulullah jalan pertama yang harus ditempuh adalah banyak mengenal pribadi Rasulullah sampai menemukan keutamaan, kelebihan dan kebaikan Rasulullah secara lengkap dan utuh. Membaca sejarah nabi atau sirah nabawi bisa memunculkan kepedulian dan rasa simpati kepada perjuangannya sehingga timbul rasa kagum dan tumbuh rasa cinta kepadanya. Mungkin saja rasa cinta umat ini kepada nabi tidak tumbuh karena ketidaktahuan akan kemuliaan nabi tersebut atau karena tidak mengenal perjuangan nabi.

2.      Cara berikutnya untuk menumbuhkan dan menjaga cinta kepada Rasulullah adalah dengan mempraktekkan gaya hidup Rasulullah (sunah) dalam kehidupan kita selama 24 jam sejak bangun tidur sampai tidur kembali. Apabila hal ini bisa dilakukan maka secara pelan-pelan cinta kepada Rasulullah semakin bertambah sampai akhirnya timbul keinginan untuk menjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam hidupnya.

3.      Langkah berikutnya untuk memantapkan cinta kepada Rasulullah adalah melanjutkan perjuangan beliau dalam menyampaikan agama kepada seluruh umat manusia sampai datangnya hari kiamat. Dalam QS al-Jumu’ah [62]: 2 ditegaskan tugas Nabi Muhammad untuk membacakan ayat-ayat Allah (dakwah), menyucikan jiwa dengan dzikir dan ibadah dan mengajrkan ilmu dan hikmah.
هُوَالَّذِى بَعَثَ فِى اْلأُمِّيِّيْنَ رَسُوْلًا مِنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِى ضَلاَلٍ مُبِيْنٍ
“2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,” (QS al-Jumu’ah [62]: 2)
4.      Menurut Syeikh M. Sa’ad  salah satu cara menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah adalah dengan membaca shalawat kepada Nabi setelah shubuh dan setelah ashar masing-masing 100 kali. Rasulullah menyampaikan bahwa orang yang utama di sisiku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku. “Barangsiapa yang bersholawat untukku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu sore sepuluh kali, maka ia berhak mendapatkan syafa’atku.” [HR Thabarani].
5.      Upaya terkhir untuk menjadikan cinta sejati kepada Rasulullah adalah dengan cara berdoa kepada Allah agar diberi hakikat cinta kepada Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Dalam bulan rabi’ul awal ini bertepatan dengan hari lahirnya Nabi Muhammad pada tanggal 12 Rabi’ul Awal bisa menjadi wasilah untuk mengenang kembali kisah kehidupan Nabi Muhammad sejak lahir sampai diangkat menjadi rasul dan mendakwahkan agama sampai akhir hayatnya. Peringatan maulid Nabi meskipun bukan merupakan ibadah mahdhoh bisa dijadikan momentum untuk menumbuhkan kecintaan kepada Nabi Muhammad asal dimaknai dengan benar bukan sekedar tradisi.

Seseorang yang mengaku mencintai sesuatu, akan mengalahkan kepentingan dirinya untuk sesuatu yang ia cintai. Jika tidak demikian, tentu ia belum benar-benar cinta; cintanya hanya sebatas dimulut saja. Pecinta Rasulullah SAW yang sebenarnya dapat diketahui dengan tanda-tanda berikut ini:
Pertama: Mengikuti dan mengamalkan sunnah Rasul, mengikuti perkataan dan perbuatan beliau, menjalankan perintah dan menjauhi larangan beliau, dan bertatakrama dengan tatakrama Rasul dalam setiap keadaan, serta mendahulukan apa yang beliau syariatkan mengalahkan kepentingan hawa nafsu dan keinginan pribadinya.
Orang yang mempunyai tanda-tanda seperti ini adalah orang yang sempurna dalam mencintai Allah dan RasulNya. Dan jika tanda-tanda ini hanya dimiliki sebagian, berarti kecintaanya masih kurang, walaupun masih dikatakan mencintai Rasul. Ketika seorang lelaki mendapat hukuman had karena telah mengkonsumsi arak, sebagian sahabat melaknatnya. Lalu Rasulullah bersabda: “Jangan kau melaknatnya, karena ia mencintai Allah dan rasulNya.
Kedua: Sering mengingat dan menyebut-nyebut Rasulullah SAW. disertai dengan pengagungan, menampakkan kekhusyu’an ketika menyebut atau mendengar nama Rasulullah SAW.
Ketiga: Mencintai orang yang mencintai Rasulullah SAW, termasuk ahlul bait (keluarga Rasul), dan para sahabat Muhajirin dan Anshar, serta membenci orang membenci dan menghina mereka. Rasulullah SAW bersabda dalam masalah Hasan dan Husein:

مَنْ أَحَبَّهُمَا فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمِنْ أَحَبَّنِي فَقَدْ أَحَبَّ اللَّهَ وَمَنْ أبْغَضَهُمَا فَقَدْ أَبْغَضَنِي وَمَنْ أَبْغَضَنِي فَقَدْ أَبْغَضَ اللَّهَ

“Barang siapa mencintai keduanya, maka ia benar-benar mencintaiku. Dan barang siapa mencintaiku, maka benar-benar mencintai Allah. Dan Barang siapa membenci keduanya, maka ia benar-benar membenciku. Barang siapa membenciku, maka benar-benar telah membenci Allah SWT”.
Keempat: Mencintai al-Qur’an, menggunakannya sebagai petunjuk, dan berakhlak dengan al-Quran, serta selalu membacanya.
Kelima: Bersikap lemah lembut dan mempunyai kasih sayang kepada umat Rasulullah, memberi mereka nasehat dan berusaha dalam memberikan kesejahteraan mereka dan menghilangkan mara bahaya dari mereka, seperti halnya Rasulullah SAW yang mempunyai kasih sayang kepada orang-orang yang beriman.
Keenam: Bersikap zuhud di dunia, dan bersahaja dalam hidup. Rasulullah SAW bersabda kepada Abi Sa’id Al-Khudzri:

إنَّ الْفَقْرَ إِلَى مَنْ يُحِبُّنِي مِنْكُمْ أسْرَعُ مِنَ السيْلِ مِنْ أَعْلَى لوادى أَوِ الْجَبَلِ إِلَى أَسْفَلِهِ

“Sesungguhnya sifat fakir lebih cepat bagi orang yang mencintaiku dari pada air bah yang mengalir dari atas menuju lembah, atau dari atas gunung”.



1 comment:

  1. barakallah fiik. I like your post 😘
    sholluu 'alannabiy..

    ReplyDelete