Bab
I
Pendahuluan
LATAR BELAKANG
Baja
merupakan salah satu bahan yang sangat banyak dipakai di seluruh dunia untuk
keperluan kehidupan manusia, khususnya di dunia industri. Ditemukan pertama
kali oleh orang Mesir lebih dari 4000 tahun yang lalu untuk perhiasan dan alat
rumah tangga yang kemudian berkembang menjadi bahan berharga dan dimanfaatkan
orang setiap hari saat ini.Untuk menjadikan baja, banyak proses yang dilakukan,
sehingga membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat dipakai dalam
berbagai keperluan.
Semakin berkembangnya peradaban
manusia, semakin beragam pula kebutuhan manusia. Ini dapat dilihat dari aspek
teknik sipil. Pada jaman dahulu orang membuat jalan hanya dengan menyusun
batu-batuan atau kerikil-kerikil, tapi kini semuanya telah berubah,
manusia berusaha membuat jalan sebagai sarana transportasi dengan kualitas
yang baik menggunakan teknologi rekayasa guna memenuhi kebutuhannya. Pembangunan
dalam setiap bidang yang berhubungan dalam teknik sipil dimulai
dari bangunan gedung, jembatan, jalan dan bangunan lainnya tidak
akan terpisahkan dari bahan yang berasal dari dalam perut bumi. Mulai dari
batuan, batubara, minyak bumi sampai berbagai macam mineral yang langsung
digunakan maupun yang diolah terlebih dahulu. Untuk itu dalam
kesempatan ini, akan dibahas tentang baja. Masalah ini diangkat karena ingin
mengetahui jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta syarat apa saja
yang harus dipenuhi oleh baja sebagai bahan pembuatan baja. Bertitik tolak dari
latar belakang masalah diatas, timbulah suatu permasalahan dalam
diri kami dan menjadi suatu dorongan bagi kami untuk melaksanakan
suatu analisa tentang jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta
syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh baja.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
sejarah dan apa pengertian baja?
2. Apa
saja sifat-sifat baja?
3. Apa
saja klasifikasi dari baja?
4. Apa
saja proses pada pembuatan baja?
TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui
sejarah dan pengertian baja.
2. Mengetahui
sifat-sifat yang dimiliki baja, baik sifat fisik maupun sifat mekanik.
3. Mengetahui
beberapa klasifikasi baja yang sering digunakan.
4. Mengetahui
proses pembuatan baja secara umum untuk menghasilkan produk yang biasa
digunakan.
Bab
II
Pembahasan
LANDASAN TEORI
I.
Sejarah dan Pengertian Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar
dengan beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Teknik peleburan logam telah ada
sejak zaman Mesir kuno pada tahun 3000 SM. Bahkan pembuatan perhiasan dari besi
telah ada pada zaman sebelumnya. Proses pengerasan pada besi dengan heat
treatment mulai diperkenalkan untuk pembuatan senjata pada zaman Yunani 1000
SM.
Proses
pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad 14 yang diklasifikasikan sebagai besi
tempa. Proses ini dilakkan dengan pemanasan sejumlah besar bijih besi dan
charchoal dalam tungku atau furnance. Dengan proses ini bijih besi mengalami
reduksi menjadi besi sponge metalik yang terisi oleh slag yang merupakan
campuran dari pengotor metalik dan abu charcoal. Spone iron ini dipindahkan
dari furnance pada saat masih bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal
lalu slagnya dihilangkan untuk memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode
ini menghasilkan kandingan slag sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor lain.
Kadang kala hasil produksi dengan metode ini menghasilkan baja bukannya besi
tempa. Para pembuat besi belajar untuk membuat baja dengan memanaskan besi
tempa dan charcoal pada boks yang terbuat dar tanah liat selama beberapa hari.
Dengan proses ini besi akan menyerap cukup karbon untuk menjadi baja
sebenarnya.
Setelah
abad ke 14 tungku atau furnance yang digunakan mulai mengalami peningkatan
ukuran dan draft yang digunakan untuk pembakaran gas melewati “charge,”
pada pencampuran material mentah. Pada tungku yang lebih besar ini, bijih besi
pada bagian bagian atas furnance akan direduksi pertama kali direduksi menjadi
besi metalik dan menghasilkan banyak karbon sebagai hasil dari serangan gas
yang dilewatinya. Hasil dari furnance ini adalah pig iron, yaitu paduan yang
meleleh pada temperatur rendah. Pig iron akan dproses lebih lanjut untuk
membuat baja.
Pembuatan
baja modern menggunakan blast furnance yang juga digunakan untuk memurniakan
besi oleh pembuat besi yang lampau. Proses pemurnian besi cair dengan peledakan
udara diakui oleh penemu Inggris Sir Henry Bessemer yang mengembangkan Bessemer
furnance, atau pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah diproduksi
baja dari besi bekas secara kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga
dinamakan mini mills. Mini mills adalah komponen yang sangat sangat penting
bagi produksi baja Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada produksi baja
dari bijih besi.
II.
Sifat-sifat Baja
Beberapa sifat -
sifat baja secara umum adalah :
¨
Sifat fisik
Sifat
fisik baja meliputi : berat, berat jenis, daya hantar panas dan konduktivitas
listrik. Baja dapat berubah sifatnya karena adanya pengaruh beban dan panas.
¨
Sifat mekanis
Sifat
mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan perlawanan
apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan sifat mekanis
adalah kekuatan bahan didalam memikul beban yang berasal dari luar. Sifat
mekanis pada baja meliputi:
a.
Kekuatan.
Sifat
penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja
akan cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan menimbulkan
regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya. Akibat
regangan tersebut, didalam baja terjadi tegangan/stress.
Ada 3 jenis
tegangan yang terjadi pada baja, yaitu :
- tegangan ,
dimana baja masih dalam keadaan elastis
- tegangan
leleh, dimana baja mulai rusak/leleh
- tegangan
plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja mencapaikekuatan maksimum.
b.
Keuletan
(ductility)
Kemampuan
baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini berhubungan dengan
besarnya regangan/strain yang permanen sebelum baja putus. Keuletan ini juga
berhubungan dengan sifat dapat dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji
tarik.
c.
Kekerasan
Kekerasan adalah ketahanan baja terhadap besarnya
gaya yang dapat menembus permukaan baja. Cara ujinya dengan kekerasan Brinell,
Rockwell, ultrasonic, dll
d.
Ketangguhan
(toughness)
Ketangguhan adalah hubungan antara jumlah energi
yang dapat diserap oleh baja sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi
yang diserap oleh baja, maka baja tersebut makin rapuh dan makin kecil ketangguhannya.
Cara ujinya dengan cara memeberi pukulan mendadak (impact/pukul takik).
e.
Elastisitas (elasticity)
Kemampuan atau kesanggupan untuk
dalam batas–batas pembebanan tertentu sesudahnya pembebanan ditiadakan kembali
kepada bentuk semula.
f.
Kekenyalan atau keliatan (tenacity)
Kemampuan atau kesanggupan untuk
dapat menerima perubahan perubahan bentuk yang besar tanpa menderita
kerugian-kerugian berupa cacat atau kerusakan yang terlihat dari luar dan dalam
untuk jangka waktu pendek.
g. Kemungkinan ditempa (maleability)
Sifat dalam keadaan merah pijar
menjadi lembek dan plastis sehingga dapat dirubah bentuknya.
III.
Klasifikasi Baja
Baja merupakan besi dengan kadar karbon kurang dari 2 %. Baja dapat
dibentuk menjadi berbagai macam bentuk sesuai dengan keperluan. Secara garis
besar ada 3 jenis baja, yaitu :
a. Baja Karbon
Baja karbon disebut juga plain karbon steel, mengandung terutama unsure
karbon dan sedikit silicon, belerang dan pospor. Berdasarkan kandungan
karbonnya, baja karbon dibagi menjadi :
- Baja dengan kadar
karbon rendah ( < 0,2 % C)
- Baja dengan kadar karbon sedang ( 0,1%-0,5 % C)
- Baja dengan kadar karbon tinggi ( >0,5 % C)
Kadar karbon yang terdapat di dalam baja akan mempengaruhi kuat tarik,
kekerasan dan keuletan baja. Semakin tinggi kadar karbonnya, maka kuat tarik
dan kekerasan baja semakin meningkat tetapi keuletannya
cenderung turun.
Penggunaan baja di bidang teknik sipil pada umumnya berupa baja konstruksi atau baja profil, baja tulangan untuk beton dengan kadar karbon 0,10% -
0,50%. Selain itu baja karbon juga digunakan untuk baja/kawat
pra tekan dengan kadar karbon s/d 0,90%. Pada bidang teknik sipil sifat yang
paling penting adalah kuat tarik dari baja itu sendiri.
b. Baja Paduan
Baja dikatakan di padu jika komposisi unsur-unsur paduannya secara khusus,
bukan baja karbon biasa yang terdiri dari unsure silisium dan mangan. Baja
paduan semakin banyak di gunakan.Unsur yang paling banyak di gunakan untuk baja
paduan , yaitu : Cr, Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb, Zr.
Baja paduan dapat di klasifikasikan sesuai dengan :
v Komposisi
Berdasarkan komposisi baja paduan di bagi menjadi :
-Baja tiga komponen : terdiri
satu unsure pemandu dalam
penambahan Fe dan C.
-Baja empat komponen : terdiri
dari dua unsure pemandu dst.
v
Struktur
Baja di klasifikasikan berdasarkan :
o
Baja pearlit (sorbit dan trostit), di dapat jika
unsur-unsur paduan relative kecil
o
maximum 5 %, baja ini mampu di mesin, sifat mekaniknya
meningkat oleh
o
heat treatmen (hardening &tempering)
o
Baja martensit unsure pemandunya lebih dari 5% sangat
keras dan sukar di mesin.
o
Baja austensitterdiri dari 10 – 30% unsure pemadu
tertentu (Mi, Mn, atau Co) misalnya : baja tahan karat (stainlees steel), non
magnetic dan baja tahan panas (heat resistant steel).
o
Baja ferrit terdiri dari sejumlah besar unsure pemadu
(Cr, W atau Si) tetapi karbonnya rendah. Tidak dapat di keraskan.
o
Baja karbit / ledeburit (ledeburit), terdiri sejumlah
karbon dan unsure- unsur pembentuk karbit (Cr, W, Mn, Ti, Zr)
v
Penggunaan
Berdasarkan
penggunaan dan sifat-sifatnya, baja paduan diklasifikasikan :
·
Baja konstruksi (structural steel)
Baja konstruksi, di bedakan lagi menjadi tiga golongan tergantung persentase unsure pemadunya,
yaitu :
o
Baja paduan rendah (maximum 2 %)
o
Baja paduan menengah (2 – 5 %)
o
Baja paduan tinggi ( lebih dari 5 %)
·
Baja perkakas (tool steel) di pakai untuk alat pemotong,
komposisinya tergantung bahan dan tebal benda yang di potong / di sayat pada
kecepatan
potong, suhu kerja.
·
Baja dengan sifat fisik khusus
o
Baja tahan karat
o
Baja tahan panas
o
Baja tahan pakai pada suhu tinggi
c.
Baja Tahan Karat (Stainless-steel)
Baja tahan karat adalah paduan besi
dengan minimal 12% Chromium. Jadi tanpa tambahan apapun perpaduan Besi dengan
12% Chromium bisa disebut Stainless Steel. Komposisi ini
membentuk thin protective layer Cr2O3.
Stainless Steel biasanya dibedakan
menjadi lima golongan ,penggolongan ini dilakukan menurut kadar paduan di
dalamnya yaitu :
1.
Stainless Steel martensitik
2.
Steinless steel feritik
3.
Stainless Steel Austenitik
4.
Stainless Steel duplex
5.
Precipitation –hardening Stainless Steel.
IV.
Proses
Pembuatan Baja
-Pembuatan Besi
Kasar
Bahan
utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi. Berbagai macam bijih besi
yang terdapat di dalam kulit bumi berupa oksid besi dan karbonat besi, diantaranya
yang terpenting adalah sebagai berikut.
1.
Batu besi coklat (2Fe2O3 + 3H2O) dengan
kandungan besi berkisar 40%.
2.
Batu besi merah yang juga disebut
hematit (Fe2O3) dengan kandungan besi berkisar 50%.
3.
Batu besi magnet (Fe2O4) berwarna hijau
tua kehitaman, bersifat magnetis dengan mengandung besi berkisar 60%.
4.
Batu besi kalsit atau spat (FeCO3) yang
juga disebut sferosiderit dengan mengandung besi berkisar 40%.
Bijih
besi dari tambang biasanya masih bercampur dengan pasir, tanah liat, dan
batu-batuan dalam bongkah-bongkahan yang tidak sama besar. Untuk kelancaran
proses pengolahan bijih besi, bongkah-bongkah tersebut dipecahkan dengan mesin
pemecah, kemudian disortir antara bijih besih dan batu-batuan ikutan dengan
tromol magnet. Pekerjaan selanjutnya adalah mencuci bijih besi tersebut dan mengelompokkan
menurut besarnya, bijih-bijih besi halus dan butir-butir yang kecil diaglomir
di dalam dapur sinter atau rol hingga berupa bola-bola yang dapat dipakai
kembali sebagai isi
dapur.
Setelah bijih besi itu dipanggang di
dalam dapur panggang agar kering dan unsur-unsur yang mudah menjadi gas keluar
dari bijih kemudian dibawa ke dapur tinggi diolah menjadi besi kasar. Dapur
tinggi mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri satu di atas yang lain
pada alasnya. Pada bagian atas adalah tungkunya yang melebar ke bawah, sehingga
muatannya dengan mudah meluncur kebawah dan tidak terjadi kemacetan. Bagian
bawah melebar ke atas dengan maksud agar muatannya tetap berada di bagian ini.
Dapur tinggi dibuat dari susunan
batu tahan api yang diberi selubung baja pelat untuk memperkokoh konstruksinya.
Dapur diisi dari atas dengan alat pengisi. Berturut-turut dimasukkan kokas,
bahan tambahan (batu kapur) dan bijih besi. Kokas adalah arang batu bara yaitu
batu bara yang sudah didestilasikan secara kering dan mengandung belerang yang
sangat rendah sekali. Kokas berfungsi sebagai bahan bakarnya dan membutuhkan
zat asam yang banyak sebagai pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan cepat
udara pengembus itu perlu dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas udara.
Proses pada dapur tinggi seperti dalam gambar 1.
Besi cair di dalam dapur tinggi,
kemudian dicerat dan dituang menjadi besi kasar, dalam bentuk balok-balok besi
kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan besi tuang (di dalam
dapur kubah), atau dalam keadaan cair dipindahkan pada bagian pembuatan baja di
dalam konvertor atau dapur baja yang lain, misalnya dapur Siemen Martin.
Batu kapur sebagai bahan tambahan
gunanya untuk mengikat abu kokas dan batu-batu ikutan hingga menjadi terak yang
dengan mudah dapat dipisahkan dari besi kasar. Terak itu sendiri di dalam
proses berfungsi sebagai pelindung cairan besi kasar dari oksida yang mungkin
mengurangi hasil yang diperoleh karena terbakarnya besi kasar cair itu. Batu
kapur (CaCO3) terurai mengikat batu-batu ikutan dan unsur-unsur lain.
-Proses
dalam dapur tinggi
Prinsip dari proses dapur tinggi
adalah prinsip reduksi. Pada proses ini zat karbon monoksida dapat menyerap zat
asam dari ikatan-ikatan besi zat asam pada suhu tinggi. Pada pembakaran suhu
tinggi + 1800ᵒ C
dengan udara panas, maka dihasilkan suhu yang dapat menyelenggarakan reduksi
tersebut.
Agar tidak terjadi pembuntuan karena
proses berlangsung maka diberi batu kapur sebagai bahan tambahan. Bahan
tambahan bersifat asam apabila bijih besinya mempunyai sifat basa dan
sebaliknya bahan tambahan diberikan yang bersifat basa apabila bijih besi
bersifat asam.
Gas yang terbentuk dalam dapur
tinggi selanjutnya dialirkan keluar melalui bagian atas dan ke dalam pemanas
udara. Terak yang menetes ke bawah melindungi besi kasar dari oksida oleh udara
panas yang dimasukkan, terak ini kemudian dipisahkan.
Setiap 4 sampai 6 jam dapur tinggi
dicerat, pertama dikeluarkan teraknya dan baru kemudian besi. Besi yang keluar
dari dapur tinggi disebut besi kasar atau besi mentah yang digunakan untuk
membuat baja pada dapur pengolahan baja atau dituang menjadi balok-balok
tuangan yang dikirimkan pada pabrik-pabrik pembuatan baja sebagai bahan baku.
-Pembuatan
Baja dari Besi Kasar
Besi
kasar sebagai hasil dari dapur tinggi masih banyak mengandung unsur-unsur yang
tidak cocok untuk bahan konstruksi, misalnya zat arang (karbon) yang terlalu
tinggi, fosfor, belerang, silisium dan sebagainya. Unsur-unsur ini harus
serendah mungkin dengan berbagai cara.
Berikut ini
diagram pembuatan baja:
Untuk menurunkan
kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari besi kasar digunakan dengan cara
sebagai berikut.
1. Proses
Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap
kesamping.
Sistem kerja
- Dipanaskan dengan
kokas sampai ± 1500 0C,
- Dimiringkan untuk
memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
- Kembali ditegakkan.
- Udara dengan tekanan
1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
- Setelah 20-25 menit
konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
Proses konverter terdiri dari:
a. Proses Bessemer untuk besi kasar dengan
kadar fosfor yang rendah.
Konvertor
Bessemer adalah sebuah bejana baja dengan lapisan batu tahan
api
yang bersifat asam. Dibagian atasnya terbuka sedangkan pada bagian
bawahnya
terdapat sejumlah lubang-lubang untuk saluran udara. Bejana ini
dapat
diguling-gulingkan.
Korvertor Bessemer diisi
dengan besi kasar kelabu yang banyak mengandung silisium. Silisium dan mangan
terbakar pertama kali, setelah itu baru zat arang yang terbakar. Pada saat
udara mengalir melalui besi kasar udara membakar zat arang dan campuran
tambahan sehingga isi dapur
masih tetap
dalam keadaan encer.
Setelah lebih kurang 20
menit, semua zat arang telah terbakar dan terak yang terjadi dikeluarkan.
Mengingat baja membutuhkan karbon sebesar 0,0 sampai 1,7 %, maka pada waktu
proses terlalu banyak yang hilang terbakar,
kekurangan itu harus ditambahy dalam bentuk besi
yang banyak mengandung karbon.
Dengan jalan ini
kadar karbon ditingkatkan lagi. dari oksidasi besi yang terbentuk dan
mengandung zat asam dapat dikurangi dengan besi yang
mengandung mangan.
Udara masih
dihembuskan ke dalam bejana tadi dengan maksud untuk mendapatkan campuran yang
baik. Kemudian terak dibuang lagi dan selanjutnya muatan dituangkan ke dalam
panci penuang. Pada proses Bessemer menggunakan besi kasar dengan kandungan
fosfor dan belerang yang rendah tetapi kandungan fosfor dan belerang masih
tetap agak tinggi karena dalam prosesnya kedua unsur tersebut tidak terbakar
sama sekali.
Hasil dari
konvertor Bessemer disebut baja Bessemer yang banyak digunakan untuk bahan
konstruksi. Proses Bessemer juga disebut proses asam karena muatannya bersifat
asam dan batu tahan apinya juga bersifat asam. Apabila digunakan muatan yang
bersifat basa lapisan batu itu akan rusak akibat reaksi penggaraman.
b. Proses Thomas untuk besi kasar dengan
kadar fosfor yang tinggi.
Konvertor
Thomas juga disebut konvertor basa dan prosesnya adalah proses basa, sebab batu
tahan apinya bersifat basa serta digunakan untuk mengolah besi kasar yang
bersifat basa. Muatan konvertor Thomas adalah besi kasar putih yang banyak
mengandung fosfor.
Proses
pembakaran sama dengan proses pada konvertor Bessemer, hanya
saja pada proses Thomas fosfor terbakar setelah zat
arangnya terbakar. Pengaliran udara tidak terus-menerus dilakukan karena
besinya sendiri akan terbakar. Pencegahan pembakaran itu dilakukan dengan
menganggap selesai prosesnya walaupun kandungan fosfor masih tetap tinggi.
Guna mengikat
fosfor yang terbentuk pada proses ini maka diberi bahan tambahan batu kapur
agar menjadi terak. Terak yang bersifat basa ini dapat dimanfaatkan menjadi pupuk
buatan yang dikenal dengan nama pupuk fosfat. Hasil proses yang keluar dari
konvertor Thomas disebut baja Thomas yang biasa digunakan sebagai bahan
konstruksi dan pelat ketel.
c. Proses Basic Oxygen Furnance
Proses
Oksi yaitu:
1.
Logam cair dimasukkan ke ruang baker
(dimiringkan lalu ditegakkan).
2.
Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan kecepatan
tinggi. (55 m3 (99,5
%O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
3.
Ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk
menurunkan kadar P dan S.
Proses
konvertor yang lebih modern adalah proses oksi, pada proses ini menggunakan
bahan besi kasar yang mempunyai komposisi kurang baik apabila dikerjakan dengan
konvertor Bessemer maupun Thomas. Disini zat asam murni dihembuskan di atas
cairan dan kadang-kadang juga kedalam cairan besi, sehingga karbon, silisium,
mangan dan sebagainya terbakar. Hasil pembakaran unsur-unsur tersebut ditampung
oleh bahan tambahan batu kapur dan terikat menjadi terak yang mengapung di atas
cairan besi.
Proses
pembakaran zat asam dengan zat arang terjadi pada panas yang tinggi sekali,
maka diperlukan pendinginan dengan jalan memberikan tambahan baja bekas. Hasil
akhir dari proses ini adalah baja oksi yang bermutu sangat baik karena pengaruh
buruk dari unsur udara tidak ada. Oleh karena itu baja oksi baik sekali
digunakan sebagai bahan pembuatan konstruksi dan komponen-komponen mesin,
seperti : poros, baut, pasak, batang penggerak dan lain-lainnya.
Keuntungan dari proses oksi adalah sebagai berikut :
a. Waktu proses
relatif pendek.
b. Hasilnya
mengandung fosfor (P)dan belerang (S) yang rendah.
c. Hasil yang
diproduksi relatif lebih banyak dalam tempo yang sama
dibanding proses
lainnya.
d. Biaya
produksi baja tiap ton lebih murah.
2. Proses
Martin (dapur Siemen Martin)
Proses lain
untuk membuat baja dari bahan besi kasar adalah menggunakan dapur Siemens
Martin yang sering disebut proses Martin. Dapur ini terdiri atas satu tungku
untuk bahan yang dicairkan dan biasanya menggunakan empat ruangan sebagai
pemanas gas dan udara. Pada proses ini digunakan muatan besi bekas yang
dicampur dengan besi kasar sehingga dapat menghasilkan baja dengan kualitas
yang lebih baik jika dibandingkan dengan baja Bessemer maupun Thomas.
Proses
Martin menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.).
Fungsi dari regenerator adalah:
·
memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur
·
sebagai Fundamen/ landasan dapur
·
menghemat pemakaian tempat
·
bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,
Ø
besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),
Ø
besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3
+ 60 % CaCO3)
Proses Martin
dibagi menjadi dua yaitu:
a. Proses Martin asam untuk besi kasar
dengan kadar fosfor rendah.
b. Proses Martin basa untuk besi kasar
dengan kadar fosfor tinggi.
Gas yang akan
dibakar dengan udara untuk pembakaran dialirkan ke dalam ruangan-ruangan
melalui batu tahan api yang sudah dipanaskan dengan temperatur 600 sampai 900ᵒ C. dengan
demikian nyala apinya mempunyai suhu yang tinggi, kira-kira 1800ᵒ C. gas
pembakaran yang bergerak ke luar masih memberikan panas kedalam ruang yang
kedua, dengan menggunakan keran pengatur maka gas panas dan udara pembakaran
masuk ke dalam ruangan tersebut secara bergantian dipanaskan dan didinginkan.
Bahan bakar yang
digunakan adalah gas dapur tinggi, minyak yang digaskan (stookolie) dan juga
gas generator. Pada pembakaran zat arang terjadi gas CO dan CO2 yang naik ke
atas dan mengakibatkan cairannya bergolak, dengan demikian akan terjadi
hubungann yang erat antara api dengan bahan muatan yang dimasukkan ke dapur
tinggi. Bahan tambahan akan bersenyawa dengan zat asam membentuk terak yang
menutup cairan tersebut sehingga melindungi cairan itu dari oksida lebih
lanjut.
Setelah proses
berjalan selama 6 jam, terak dikeluarkan dengan memiringkan dapur tersebut dan
kemudian baja cair dapat dicerat. Hasil akhir dari proses Martin disebut baja
Martin. Baja ini bermutu baik karena komposisinya dapat diatur dan ditentukan
dengan teliti pada proses yang berlangsung agak lama.
Lapisan dapur
pada proses Martin dapat bersifat asam atau basa tergantung dari besi kasarnya
mengandung fosfor sedikit atau banyak. Proses Martin asam teradi apabila
mengolah besi kasar yang bersifat asam atau mengandung fosfor rendah dan
sebaliknya dikatakan proses Martin basa apabila muatannya bersifat basa dan
mengandung fosfor yang tinggi.
Keuntungan dari
proses Martin dibanding proses Bessemer dan Thomas adalah sebagai berikut :
a.
Proses lebih lama sehingga dapat
menghasilkan susunan yang lebih baik
dengan jalan percobaan-percobaan.
b.
Unsur-unsur yang tidak dikehendaki dan
kotoran-kotoran dapat
dihindarkan atau dibersihkan.
c.
Penambahan besi bekas dan bahan tambahan
lainnya pada akhir proses menyebabkan susunannya dapat diatur sebaik-baiknya.
Selain
keuntungan di atas dan karena udara pembakaran mengalir di atas cairan maka
hasil akhir akan sedikit mengandung zat asam dan zat lemas. Proses Martin basa
biasanya masih mengandung beberapa kotoran seperti zat asam, belerang, fosfor
dan sebagainya. Sedangkan pada proses Martin asam kadar kotoran-kotoran tersebut
lebih kecil.
3. Dapur
Listrik untuk baja Campuran
Dapur listrik digunakan untuk pembuatan baja yang
tahan terhadap suhu
tinggi.
Dapur ini mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut,
a.
Jumlah panas yang diperlukan dapat dapat
diatur sebaik-baiknya.
b.
Pengaruh zat asam praktis tidak ada.
c.
Susunan besi tidak dipengaruhi oleh
aliran listrik.
d.
Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
e.
Temperatur dapat diatur
f.
Efisiensi termis dapur tinggi
g.
Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga
kualitasnya baik
h.
Kerugian akibat penguapan sangat kecil
Proses dapur listrik dibagi menjadi:
a. Dapur listrik busur nyala api.
Dapur
ini berdasarkan prinsip panas yang memancar dari busur api, dapur ini juga
dikenal dengan sebutan dapur busur nyala api. Dapur ini merupakan suatu tungku
yang bagian atasnya digantungkan dua batang arang sebagai elektroda pada arus
bolak-balik atau dengan tiga buah elektroda arang yang dialirkan arus putar.
Misalnya pada dapur Stassano busur api terjadi antara tiga ujung elektroda
arang yang berada di atas baja yang dilebur melalui ujung elektroda itu dengan
arus putar. Pada dapur Girod, arus bolak balik mengalir melalui satu elektroda
yang membentuk busur api di antara kutub dan baja cair selanjutnya dikeluarkan
melalui enam buah elektroda baja yang didinginkan dengan air ke dasar tungku.
Pada dapur Heroult menggunakan dua elektroda arang dengan arus bolakbalik dan
dapat juga menggunakan tiga buah elektroda pada arus putar. Arus listrik
membentuk busur nyala dari elektroda kepada cairan dan kembali dari cairan ke
elektroda lainnya.
b. Dapur listrik induksi.
Dapur
induksi dapat dibedakan atas dapur induksi frekuensi rendah dan
dapur
induksi frekuensi tinggi. Pada dapur induksi dibangkitkan suatu arus induksi
dalam cairan baja sehingga menimbulkan panas dalam cairan baja itu sendiri
sedangkan dinding dapurnya hanya menerima pengaruh listrik yang kecil saja.
I.
Dapur
induksi frekuensi rendah, bekerja menurut prinsip transformator.
Dapur ini berupa saluran keliling teras dari baja yang beserta isinya dipandang
sebagai gulungan sekunder transformator yang dihubungkan singkat, akibat
hubungan singkat tersebut di dalam dapur mengalir suatu aliran listrik yang
besar dan membangkitkan panas yang tinggi. Akibatnya isi dapur mencair dan
campuran-campuran tambahan dioksidasikan.
II.
Dapur
induksi frekuensi tinggi, dapur ini terdiri atas suatu kuali yang
diberi kumparan besar di sekelilingnya. Apabila dalam kumparan dialirkan arus
bolak-balik maka terjadilah arus putar didalam isi dapur. Arus ini merupakan
aliran listrik hubungan singkat dan panas yang dibangkitkan sangat tinggi
sehingga mencairkan isi dapur dan campuran tambahan yang lain serta mengkoksidasikannya.
Hasil akhir dari
dapur listrik disebut baja elektro yang bermutu sangat baik untuk digunakan
sebagai alat perkakas misalnya pahat, alat tumbuk dan lain-lainnya.
Bab
III
Penutup
KESIMPULAN
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan
beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Beberapa sifat -
sifat baja secara umum adalah :
Sifat baja yaitu, sifat fisik baja meliputi: berat,
berat jenis, daya hantar panas dan konduktivitas listrik. Baja dapat berubah
sifatnya karena adanya pengaruh beban dan panas dan sifat mekanis baja adalah
kemampuan bahan tersebut memberikan perlawanan apabila diberikan beban pada
bahan tersebut. Atau dapat dikatakan sifat mekanis adalah kekuatan bahan
didalam memikul beban yang berasal dari luar.
Secara garis besar ada 3 jenis baja, yaitu
:
a.
Baja Karbon disebut juga plain karbon steel, mengandung terutama unsure karbon dan
sedikit silicon, belerang dan pospor.
b.
Baja Paduan yaitu komposisi unsur-unsur paduannya secara khusus, bukan baja karbon biasa
yang terdiri dari unsure silisium dan mangan.
c.
Baja
Tahan Karat (Stainless-steel) adalah paduan besi dengan minimal
12% Chromium. Jadi tanpa tambahan apapun perpaduan Besi dengan 12% Chromium
bisa disebut Stainless Steel.
Proses
pada pembuatan baja
Proses dapur
tinggi yang merupakan proses awal pembuatan baja dari biji besi menjadi baja
kasar untuk diproses lebih lanjut.
Proses Konvertor
meliputi, proses Bessemer untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang rendah, proses
Thomas untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang tinggi, proses Oksi.
Proses
Martin (dapur Siemen Martin) meliputi, proses Martin asam untuk besi kasar
dengan kadar fosfor rendah, proses Martin basa untuk besi kasar dengan kadar
fosfor tinggi.
Dapur
Listrik untuk baja Campuran meliputi, dapur listrik busur nyala api dan dapur
listrik induksi.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete