A.
BETON
I.
Pengertian
Beton
Beton
adalah suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu
campuran yaitu semen, pasir, kerikil dan air untuk membuat campuran tersebut
menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi struktur yang
diinginkan. Kumpulan material tersebut terdiri dari agregat yang halus dan
kasar. Semen dan air berinteraksi secara kimiawi untuk mengikat partikel-partikel
agregat tersebut menjadi suatu massa padat (George Winter, 1993).
Pada
umumnya beton terdiri dari ± 15 % semen, ± 8 % air, ± 3 % udara, selebihnya
pasir dan kerikil. Campuran tersebut setelah mengeras mempunyai sifat yang
berbeda-beda, tergantung pada cara pembuatannya. Perbandingan campuran, cara
pencampuran, cara mengangkut, cara mencetak, cara memadatkan, dan sebagainya
akan mempengaruhi sifat-sifat beton (Wuryati Samekto, 2001).
Sifat
beton meliputi: mudah diaduk, disalurkan, dicor, didapatkan dan diselesaikan,
tanpa menimbulkan pemisahan bahan susunan pada adukan dan mutu beton yang
disyaratkan oleh konstruksi tetap dipenuhi (Daryanto, 1994).
Material
beton mempunyai beberapa keunggulan teknis jika dibanding dengan material
konstruksi lainnya. Bahan baku pembuatan beton, seperti semen, pasir dan koral
atau batu pecah, sangat mudah diperoleh.
Keunggulan
lain yang dimiliki beton dibandingkan dengan material lainnya adalah mempunyai
kuat tekan dan stabilitas volume yang baik dan biaya perawatannya relatif lebih
murah. Selain itu, material beton lebih tahan terhadap pengaruh lingkungan,
tidak mudah terbakar, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi, sehingga banyak
digunakan sebagai pelindung struktur baja terhadap pengaruh kebakaran pada
bangunan gedung (Syarif Hidayat, 2009).
Sifat
dan karakter mekanik beton secara umum :
1. Beton
sangat baik menahan gaya tekan (high compressive strength), tetapi tidak
begitu pada gaya tarik (low tensile strength). Bahkan kekuatan gaya
tarik beton hanya sekitar 10% dari kekuatan gaya tekannya.
2. Beton
tidak mampu menahan gaya tegangan (tension) yang tinggi, karena
elastisitasnya yang rendah.
3. Konduktivitas
termal beton relatif rendah.
Dalam
keadaan yang mengeras, beton bagaikan batu karang dengan kekuatan tinggi. Dalam
keadaan segar, beton dapat diberi bermacam bentuk, sehingga dapat digunakan
untuk membentuk seni arsitektur atau semata-mata untuk tujuan dekoratif. Beton
juga akan memberikan hasil akhir yang bagus jika pengolahan akhir dilakukan
dengan cara khusus umpamanya diekspose agregatnya (agregat yang mempunyai
bentuk yang bertekstur seni tinggi diletakkan di bagian luar, sehingga nampak
jelas pada permukaan betonnya).
Faktor
– faktor yang membuat beton banyak digunakan karena memiliki keunggulan –
keunggulannya antara lain :
1. Kemudahan
pengolahannya.
2. Material
yang mudah didapat.
3. Kekuatan
tekan tinggi.
4. Daya
tahan yang tinggi terhadap api dan cuaca merupakan bukti dari kelebihannya.
Selain
memiliki kunggulan-keunggulan seperti disebutkan di atas, beton juga memiliki
kekurangan seperti berikut:
1. Bentuk
yang telah dibuat sulit diubah
2. Pelaksanaan
pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi
3. Berat
(bobotnya besar)
4. Daya pantul suara yang besar.
Sebagian
besar bahan pembuat beton adalah bahan lokal (kecuali semen portland atau bahan
tambah kimia), sehingga sangat menguntungkan secara ekomoni. Namun pembuatan
beton akan menjadi mahal jika perencana tidak memahami karakteristik bahan-bahan
penyusun beton yang harus disesuaikan dengan perilaku struktur yang akan dibuat
(Tri Mulyono, 2005).
II.
Kegunaan Beton
Beton
yang digunakan sebagai struktur dalam konsruksi teknik sipil, dapat
dimanfaatkan untuk banyak hal, antara lain :
Ø Dalam teknik sipil, strukur beton
digunakan untuk bangunan pondasi, kolom, balok, pelat atau pelat cangkang.
Ø Dalam teknik sipil hidro, beton
digunakan untuk bangunan air seperti, bendung, bendungan,saluran dan drainase
perkotaan.
Ø Dalam teknis sipil transportasi,
untuk pekerjaan rigid pavement (lapis keras, permukaan yang kaku), saluran
samping, gorong-gorong, dll.
Jadi
beton hampir digunakan dalam semua aspek ilmu sipil. Artinya semua struktur
dalam teknik sipil akan menggunakan beton, minimal dalam pekerjaan pondasi.
Beton mempunyai kuat tarik yang
sangat rendah, oleh sebab itu untuk mengatasinya dapat diperkuat dengan
menamabahkan tulangan baja sehingga terbentuk suatu struktur komposit yang
kemudian disebut sebagaibeton bertulang.
III.
Bahan
penyusun beton
1)
Semen
Semen
adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium
yang bersifat hidrolis), dengan batu gips sebagai bahan tambahan. Bahan baku
pembuatan semen adalah bahan-bahan yang mengandung kapur, silika, alumina,
oksida besi, dan oksida-oksida lainnya.(Wuryati Samekto, 2001).
Fungsi
utama semen adalah sebagai perekat.Bahan-bahan semen terdiri dari batu kapur
(gamping) yang mengandung senyawa: Calsium Oksida (CaO), lempung atau tanah
liat (clay) adalah bahan alam yang mengandung senyawa: Silika Oksida
(SiO2), Aluminium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3) dan Magnesium Oksida
(MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh,
sebagian untuk membentuk klinker. Klinker kemudian dihancurkan
dan ditambah dengan gips (gypsum). (Abdul Rais,2007).
Proses
pembuatan semen dapat dibedakan menurut :
a) Proses basah : semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan dan diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker crude oil). Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi BBM.
b) Proses kering : menggunakan teknik penggilingan dan blending kemudian dibakar dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima tahap pengelolaan yaitu :
a) Proses basah : semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan dan diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar minyak, bakar (bunker crude oil). Proses ini jarang digunakan karena masalah keterbatasan energi BBM.
b) Proses kering : menggunakan teknik penggilingan dan blending kemudian dibakar dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima tahap pengelolaan yaitu :
Ø
Proses pengeringan dan penggilingan
bahan baku di rotary dryer dan roller meal.
Ø
Proses pencampuran (homogenizing raw
meal) untuk mendapatkan campuran yang homogen.
Ø
Proses pembakaran raw meal untuk
menghasilkan terak (clinker : bahan setengah jadi yang dibutuhkan untuk
pembuatan semen).
Ø
Proses pendinginan terak.
Ø
Proses penggilingan akhir di mana
clinker dan gypsum digiling dengan cement mill.
Dari proses
pembuatan semen di atas akan terjadi penguapan karena pembakaran dengan suhu
mencapai 900 derajat Celcius sehingga menghasilkan : residu (sisa) yang tak
larut, sulfur trioksida, silika yang larut, besi dan alumunium oksida, oksida
besi, kalsium, magnesium, alkali, fosfor, dan kapur bebas.
2) Agregat
Agregat
adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran
mortar (aduk) dan beton. Agregat menempati 65 –
80 % volum total dari beton, sifat-sifatnya sangat mempengaruhi kualitas beton.
Agregat
yang baik seharusnya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Keras dan kuat
2. Bersih
3. Tahan lama
4. Masa jenis tinggi
5. Butir bulat
6. Distribusi ukuran butir yang cocok.
(Tata
Surdia, 2005)
Agregat
dapat diperoleh dari proses pelapukan dan abrasi atau pemecahan massa batuan
induk yang lebih besar. Oleh karena itu, sifat agregat tergantung dari sifat
batuan induk. Sifat-sifat tersebut diantaranya, komposisi kimia dan mineral,
klasifikasi petrografik , berat jenis, kekerasan (hardness),
kekuatan, stabilitas fisika dan kimia, struktur pori, warna dan lain-lain.
Namun, ada juga sifat agregat yang tidak bergantung dari sifat batuan induk,
yaitu ukuran dan bentuk partikel, tekstur dan absorbsi permukaan.
Agregat
yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam atau agregat
buatan (artificial aggregates). Secara umum agregat dapat dibedakan
berdasarkan ukurannya, yaitu, agregat kasar dan agregat halus. Batasan antara
agregat kasar dan agregat halus berbeda antara disiplin ilmu yang satu dengan
yang lainnya. Meskipun demikian, dapat diberikan batasan ukuran antara agregat
halus dengan agregat kasar yaitu 4.80 mm (British Standard) atau 4.75 mm
(Standar ASTM). Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirannya lebih besar
dari 4.80 mm (4.75 mm). Agregat dengan ukuran lebih besar dari 4.80 – 40 mm
disebut kerikil beton yang lebih dari 40 mm disebut kerikil kasar.
Agregat
yang digunakan dalam campuran beton biasanya berukuran lebih kecil dari 40 mm.
Agregat yang ukurannya lebih besar dari 40 mm digunakan untuk pekerjaan sipil
lainnya, misalnya untuk pekerjaan jalan, tanggul-tanggul penahan tanah,
bronjong atau bendungan, dan lainnya. Agregat halus biasanya dinamakan pasir
dan agregat kasar dinamakan kerikil, spilit, batu pecah, kricak dan lainnya.
Pemilihan
agregat tergantung dari :
1. Syarat -syarat yang ditentukan beton
2. Persediaan lokasi pembuatan beton
3. Perbandingan yanag telah ditentukan antara biaya
dan mutu
4. Agregat tersebut harus bersih
5. Keras dan bebas dari sifat penyerapan secara
kimia
6. Tidak bercampur dengan tanah liat atau lumpur
7.
Distribusi/gradari ukuran agtregat memenuhi ketentuan yang berlaku
3)
Air
Air
adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan di
bumi,salah satunya adalah dalam hal pembuatan beton. Air mempunyai peranan yang
cukup penting dalam pembuatan beton, karena berpengaruh terhadap sifat-sifat
beton, sifat-sifat yang berpengaruh adalah kemudahan pengerjaan dan penyusutan,
selain itu tujuan utama pemakaian air adalah untuk proses hidrasi, yaitu reaksi
antara semen dan air yang menghasilkan campuran keras setelah beberapa waktu
tertentu. Setelah pengecoran, air juga berfungsi untuk perawatan guna menjamin
proses pengerasan yang sempurna.
Pemeriksaan
air meliputi percobaan penentuan pH atau derajat keasaman air, penentuan kadar
bahan padat, kadar bahan tersuspensi dan kadar bahan organik yang terdapat
dalam air. Penentuan nilai tersebut dilakukan di laboratorium dengan
langkah-langkah yang telah ditentukan. pH air yang diperbolehkan adalah 4,5 –
8,5, sehingga air yang memiliki pH yang sesuai dapat digunakan untuk campuran
beton, air yang demikian juga terbebas dari resiko asam. Pemeriksaan yang
dilakukan untuk menentukan kadar bahan padat, kadar bahan tersuspensi, dan
kadar bahan organik dalam air merupakan langkah penting yang harus dilakukan
untuk mengetahui kandungan mineral, bahan yang tidak terlihat secara langsung
dan bahan organik yang terkandung dalam air yang mempengaruhi kekuatan beton.
Penggunaan
volume air yang berlebihan dapat
beresiko menurunkan kuat tekan beton, bleeding, susut, atau terjadinya
pemisahan agregat antara agregat kasar dan halus, namun untuk memperoleh hasil
yang lebih maksimal, proses pengecoran, pemadatan dan perawatan beton juga
harus diperhatikan.
4) Bahan Tambahan
Sifat Magnetik
Keramik yang
mengandung besi oksida (Fe2O3) dapat memiliki gaya
magnetik mirip dengan magnet besi, nikel dan cobalt. Keramik berbasis besi
oksida ini biasa disebut ferrite. Keramik magnetis lainnya adalah oksida-oksida
nikel, senyawa mangan dan barium.
IV.
V.
Kelebihan
dan kekurangan beton
·
Kebaikan Beton
§
Harganya relatif murah karena
menggunakan bahan lokal.
§
Mempunyai kekuatan tekan yang
tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan atau pembusukan oleh
kondisi lingkungan.
§
Adukan beton mudah diangkut maupun
dicetak dalam bentuk dan ukuran sesuai keinginan.
§
Kuat tekan beton jika dikombinasikan
dengan baja akan mampu memikul beban yang berat.
§
Adukan beton dapat disemprotkan di
permukaan beton lama yang retak maupun diisikan ke dalam retakan beton dalam
proses perbaikan. Selain itu dapat pula dipompakan ke tempat yang posisinya
sulit.
§
Biaya perawatan yang cukup rendah
karena termasuk tahan aus dan tahan kebakaran.
·
Kekurangan Beton
§ Beton
memiliki kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu
diberi baja tulangan atau tulangan kasa (meshes)
§ Adukan
beton menyusut saat pengeringan sehingga perlu dibuat dilatasi (ekspansion
joint) untuk struktur yang panjang untuk memberi tempat bagi susut pengerasan
dan pengembangan beton.
§ Beton
keras (beton) mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu sehingga
perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak.
§ Beton
sulit untuk kedap air secara sempurna sehingga selalu dapat dimasuki air dan
air yang membawa kandungan garam dapat merusak beton.
§ Beton
bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan di detail secara
seksama agar setelah dikomposisikan dengan baja tulangan menjadi bersifat
daktail, terutama pada struktur tahan gempa.
B. BAJA
I. Pengertian Baja
Baja
banyak di gunakan dalam pembuatan struktur atau rangka bangunan dalam bentuk
baja profil, baja tulangan beton biasa, anyaman kawat, atau pada akhir-akhir
ini di pakai juga dalam bentuk kawat potongan yang disebut “fibre” atau metal
fibre, sebagai tulangan beton. Dalam skala yang lebih kecil logam secara luas
juga di pakai sebagai penguat, misalnya bentuk paku, sekrup, baut, kawat,
pelat, bantalan jembatan, atau sebagai bahan lain bentuk lembaran (misalnya
bentuk atap, atau lantai jembatan), atau juga bentuk dekorasi.
Kelebihan logam sebagai bahan konstuksi adalah
memiliki sifat yang di suatu pihak lebih baik karena ia : memiliki kuat tarik
tinggi, dapat di rubah – rubah bentuknya, mudah di sambung / di las. Sifat
lainnya adalah : memiliki harga konduktivitas listrik yang tinggi,
konduktivitas panas tinggi dan dapat di haluskan sehingga berkilau permukaanya.
Kelemahan sebagian besar logam, khususnya baja, ialah tidak tahan korosi karena
kelembapan maupun oleh pengaruh udara sekeliling dan terjadi perubahan bentuk
bila terkena suhu/panas tinggi.
II.
Klasifikasi Baja
Baja merupakan besi
dengan kadar karbon kurang dari 2 %. Baja dapat dibentuk menjadi berbagai macam
bentuk sesuai dengan keperluan. Secara garis besar ada 2 jenis baja, yaitu :
a. Baja Karbon
Baja karbon disebut
juga plain karbon steel, mengandung terutama unsure karbon dan sedikit silicon,
belerang dan pospor. Berdasarkan kandungan karbonnya, baja karbon dibagi
menjadi :
- baja dengan kadar karbon
rendah ( < 0,2 % C)
- Baja dengan kadar karbon
sedang ( 0,1%-0,5 % C)
- Baja dengan kadar karbon
tinggi ( >0,5 % C)
Kadar karbon yang
terdapat di dalam baja akan mempengaruhi kuat tarik, kekerasan dan keuletan
baja. Semakin tinggi kadar karbonnya, maka kuat tarik dan kekerasan baja
semakin meningkat tetapi keuletannya cenderung turun.
Penggunaan baja di
bidang teknik sipil pada umumnya berupa baja konstruksi
atau baja profil, baja tulangan
untuk beton dengan kadar karbon 0,10% - 0,50%. Selain itu baja karbon juga
digunakan untuk baja/kawat pra tekan dengan kadar karbon s/d 0,90%. Pada bidang
teknik sipil sifat yang paling penting adalah kuat tarik dari baja itu sendiri.
b. Baja Paduan
Baja dikatakan di padu jika
komposisi unsur-unsur paduannya secara khusus, bukan baja karbon biasa yang
terdiri dari unsure silisium dan mangan. Baja paduan semakin banyak di
gunakan.Unsur yang paling banyak di gunakan untuk baja paduan , yaitu : Cr, Mn,
Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb, Zr.
Baja paduan dapat di klasifikasikan
sesuai dengan :
ü Komposisi
Berdasarkan
komposisi baja paduan di bagi menjadi :
·
Baja tiga komponen
: terdiri satu unsure pemandu dalam penambahan Fe dan C.
·
Baja empat komponen
: terdiri dari dua unsure pemandu dst.
ü Struktur
Baja
di klasifikasikan berdasarkan :
·
Baja pearlit
(sorbit dan trostit), di dapat jika unsur-unsur paduan relative kecil
maximum 5 %, baja ini mampu di mesin, sifat mekaniknya
meningkat oleh
heat
treatmen (hardening & tempering)
·
Baja martensit
unsure pemandunya lebih dari 5% sangat keras dan sukar di mesin.
·
Baja austensit terdiri
dari 10 – 30% unsure pemadu tertentu (Mi, Mn, atau Co) misalnya : baja tahan
karat (stainlees steel), non magnetic dan baja tahan panas (heat resistant
steel).
·
Baja ferrit terdiri
dari sejumlah besar unsure pemadu (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya rendah.
Tidak dapat di keraskan.
·
Baja karbit /
ledeburit (ledeburit), terdiri sejumlah karbon dan unsure- unsur pembentuk
karbit (Cr, W, Mn, Ti, Zr)
III.
Penggunaan Baja
Berdasarkan
penggunaan dan sifat-sifatnya, baja paduan diklasifikasikan :
·
Baja konstruksi
(structural steel)
Baja konstruksi, di
bedakan lagi menjadi yiga golongan tergantung persentase unsure pemadunya,
yaitu :
o
Baja paduan rendah
(maximum 2 %)
o
Baja paduan
menengah (2 – 5 %)
o
Baja paduan tinggi
( lebih dari 5 %)
·
Baja perkakas (tool
steel) di pakai untuk alat pemotong, komposisinya tergantung bahan dan tebal
benda yang di potong / di sayat pada kecepatan
potong,
suhu kerja.
·
Baja dengan sifat
fisik khusus
IV.
Kelebihan
dan kekurangan baja
Kelebihan :
-Kuat tarik
tinggi.
-Tidak dimakan
rayap
-Hampir tidak
memiliki perbedaan nilai muai dan susut
-Bisa di daur
ulang
-Dibanding
Stainless Steel lebih murah
-Dibanding
beton lebih lentur dan lebih ringan
-Dibanding
alumunium lebih kuat
Kekurangan :
-Bisa berkarat.
-Lemah terhadap
gaya tekan.
-Tidak
fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile
V.
Sifat
baja
¨ Sifat
fisik meliputi : berat, berat jenis, daya
hantar panas dan konduktivitas listrik. Baja dapat berubah sifatnya karena adanya
pengaruh beban dan panas.
¨
Sifat mekanis
Sifat
mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan
perlawanan
apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan
sifat
mekanis adalah kekuatan bahan didalam memikul beban yang berasal dari
luar.
Sifat mekanis pada baja meliputi :
a.
Kekuatan. Sifat penting pada baja adalah kuat
tarik. Pada saat baja diberi
beban, maka baja akan cenderung mengalami
deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan menimbulkan
regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya.
Akibat regangan tersebut, didalam baja terjadi tegangan/stress.
Ada 3 jenis tegangan yang terjadi pada baja, yaitu :
- tegangan , dimana baja masih dalam keadaan elastis
- tegangan leleh, dimana baja mulai rusak/leleh
- tegangan plastis, tegangan maksimum baja, dimana
baja mencapai kekuatan maksimum.
b. Keuletan (ductility),
Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus.
Keuletan ini berhubungan dengan besarnya regangan/strain
yang permanen
sebelum baja putus. Keuletan ini juga berhubungan
dengan sifat dapat
dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji tarik.
c. Kekerasan, adalah
ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat
menembus permukaan baja. Cara ujinya dengan
kekerasan Brinell, Rockwell,
ultrasonic, dll
d. Ketangguhan (toughness),
adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat
diserap oleh baja sampai baja
tersebut putus. Semakin kecil energi yang
diserap oleh baja, maka baja
tersebut makin rapuh dan makin kecil
ketangguhannya. Cara ujinya dengan
cara memeberi pukulan mendadak
(impact/pukul
takik).
C.
Aluminium
I.
Pengertian Aluminium
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan yang
lunak. Aluminium, dipotong setelah dicetak dari tanur
tanpa perlakuan fisik maupun termal. Aluminium (dalam bentuk bauksit)
adalah suatu mineral yang berasal dari magma asam yang mengalami proses pelapukan dan
pengendapan secara residual. Proses pengendapan residual sendiri merupakan suatu
proses pengkonsentrasian mineral bahan galian di tempat.
Aluminium merupakan suatu metal reaktif, dan tidak terjadi
secara alami. Oleh karena itu, aluminium tak dikenal sebagai unsur terpisah
sampai tahun 1820-an, walaupun keberadaan nya telah diramalkan oleh beberapa
ilmuwan yang telah belajar aluminum campuran. Aluminium pertama kali
diproduksi dengan bebas oleh ahli kimia dan ahli ilmu fisika yang berasal dari
Denmark, Hans Oersted Kristen, dan ahli kimia Jerman, Frederich Wohler, pada
pertengahan tahun1820-an. Nama aluminum diperoleh dari bahasa latin: alumen, yang berarti tawas tawas (
suatu aluminium sulfate mineral).
Ciri-ciri aluminium:
• Aluminium merupakan logam yang berwarna perak-putih
• Aluminum dapat dibentuk sesuai dengan keinginan karena memiliki sifat plastisitas yang cukup tinggi
• Merupakan unsur metalik yang paling berlimpah dalam kerak bumi setelah setelah silisium dan oksigen.
Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak
bumi, dan unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium
terdapat di kerak bumi sebanyak kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa
padat dari kerak bumi, dengan produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton
pertahun dalam bentuk bauksit dan bebatuan lain (corrundum, gibbsite, boehmite,
diaspore, dan lain-lain) (USGS). Sulit menemukan aluminium murni di alam karena
aluminium merupakan logam yang cukup reaktif.
Aluminium tahan terhadap korosi karena fenomena pasivasi.
Pasivasi adalah pembentukan lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap
komponen udara sehingga lapisan tersebut melindungi lapisan dalam logam dari
korosi.
Selama 50 tahun terakhir, aluminium telah menjadi logam yang
luas penggunaannya setelah baja. Perkembangan ini didasarkan pada
sifat-sifatnya yang ringan, tahan korosi, kekuatan dan ductility yang cukup baik
(aluminium paduan), mudah diproduksi dan cukup ekonomis (aluminium daur ulang). Yang paling terkenal adalah
penggunaan aluminium sebagai bahan pembuat pesawat terbang, yang memanfaatkan
sifat ringan dan kuatnya
Resistansi terhadap korosi terjadi akibat fenomena pasivasi,
yaitu terbentuknya lapisan aluminium oksida ketika aluminium terpapar dengan
udara bebas. Lapisan aluminium oksida ini mencegah terjadinya oksidasi lebih
jauh. Aluminium paduan dengan tembaga kurang tahan terhadap korosi akibat
reaksi galvanik dengan paduan tembaga.
II.
Bahan Penyusun Aluminium
Bahan baku pembuatan aluminium
adalah batu bauksit yang mengandung 52-80 % Al2O3. Di
Indonesia sendiri, bauksit banyak terdapat di pulau Bintan. Pembuatan logam Al
dilakukan dalam dua tahap, yakni pemurnian dan elektrolisis.
Tahap pertama adalah bauksit
digiling halus lalu dilarutkan ke dalam larutan soda kaustik (NaOH) pekat
dengan tekanan tinggi. Na-aluminat yang terbentuk dipisahkan dari kotoran lalu
dihidrolisis sehingga membentuk aluminium hidroksida. Endapan yang terbentuk
kemudian dikristalkan dan dipijarkan hingga suhu 1800 oC sehingga
menjadi Al2O3 murni.
Tahap kedua adalah pencairan bersama
kriolit (Na3AlF6) lalu dielektrolisis. Peleburan bersama
kriolit dimaksudkan untuk menurunkan titik cair alumina dari 2000 oC
menjadi 1000 oC. Ketika mencair, kliorit berfungsi sebagai pelarut
alumina, logam Al mengendap pada katoda dan oksigen dilepaskan pada anoda yang
terbuat dari karbon. Secara sederhana, reaksi reduksi alumina dapat dituliskan
sebagai berikut :
2 Al2O3
→ 2 Al3+ + 6 O2- → 4 Al + 3 O2
Bak
elektrolisis yang digunakan harus terbuat dari besi yang dilapisi semen tahan
api yang ditutupi karbon sehingga dapat mengalirkan arus listrik. Dasar bak
dapat dimiringkan sehingga Al cair akan terkumpul di salah satu sisi dasar bak
dan dikeluarkan melalui kran. Untuk memperoleh setengah kg Al diperlukan 10 kwh
listrik, oleh karena itu pabrik pengolahan aluminium harus memiliki pembangkit
listrik sendiri agar biayanya murah. Di Indonesia, pabrik peleburan aluminium
terdapat di Kuala Tanjung, Sumatera Utara dan listriknya dihasilkan dari air
terjun Sigura-gura. Penghasil utama aluminium dunia adalah Amerika Serikat.
III. Kegunaan
Aluminium
Setiap tahunnya, 65 juta ton alumina digunakan, lebih
dari 90%-nya digunakan dalam produksi logam aluminium. Aluminium hidroksida
digunakan dalam pembuatan bahan kimia pengelolaan air seperti aluminium sulfat ,polialuminium klorida , dan natrium aluminat . Berton-ton alumina juga
digunakan dalam pembuatan zeolit , pelapisanpigmen titania dan pemadam api.
Aluminium oksida memiliki kekerasan
9 dalam skala Mohr . Hal ini menyebabkannya
banyak digunakan sebagai abrasif untuk menggantikan intan yang jauh lebih mahal.
Beberapa jenis ampelas , dan pembersih CD /DVD juga.
Campuran logam ini penting
kegunaannya dalam konstruksi pesawat modern dan roket. Logam ini jika diuapkan
di vakum membentuk lapisan yang memiliki reflektivitas tinggi untuk cahaya yang
tampak dan radiasi panas. Lapisan ini menjaga logam dibawahnya dari proses oksidasi sehingga
tidak menurunkan nilai logam yang dilapisi. Lapisan ini digunakan untuk
memproteksi kaca teleskop dan kegunaan lainnya
Transportasi: Mobil,
kereta api, kapal, pesawat dan bahkan pesawat ulang-alik semua menggabungkan ekstrusi
aluminium di panel struktural dan mekanik dan komponen elektronik.
Komersial dan pemasok
bahan bangunan dalam negeri: atap, jendela dan kusen pintu, eavestroughing,
panel dinding, partisi, pagar, perabot dan perlengkapan kamar mandi dan banyak
komponen arsitektur lain yang dibuat dengan menggunakan ekstrusi aluminium.
Kemasan bahan: Minuman
kaleng, foil, dan membungkus terbuat dari aluminium
Hardware: Indoors dan
keluar, aluminium digunakan sebagai alternatif untuk baja las untuk
menghasilkan menangani, panel, wire mesh, frame mesin modular, lini perakitan
dan banyak lagi.
Lighting: Aluminium
juga ditemukan di meja lampu, reflektor, lampu langit-langit dan produk
pencahayaan umum.
Sporting barang dan
peralatan olahraga: kegiatan favorit Anda sering dimungkinkan oleh ekstrusi
aluminium, dari set memanah, sepeda dan peralatan olahraga untuk rel kolam renang, mobil golf,
pemukul bisbol, dan hoki tongkat.
IV. Kelebihan
dan Kekurangan Aluminium
Kelebihan
:
-Mempunyai
bobot yang ringan.
-Kuat
tarik tinggi.
-Minim
perawatan.
-Tahan
terhadap karat.
Kekurangan :
-Mudah
tergores.
-Lemah
terhadap benturan.
-Kurang
fleksibel dalam hal desain.
V. Sifat
Aluninium
Sifat-sifat
penting yang dimiliki aluminium sehingga banyak digunakan sebagai material teknik:
- Berat
jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/ cm³)
- Tahan korosi
- Penghantar listrik dan panas yang baik
- Mudah di fabrikasi/di bentuk
- Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa ditingkatkan.
- Tahan korosi
- Penghantar listrik dan panas yang baik
- Mudah di fabrikasi/di bentuk
- Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa ditingkatkan.
Kekuatan dan
kekerasan aluminium tidak begitu tinggi dengan pemaduan dan heat treatment
dapat ditingkatkan kekuatan dan kekerasannya. Aluminium komersil selalu
mengandung ketidak murnian ± 0,8% biasanya berupa besi, silicon, tembaga dan
magnesium. Sifat lain
yang mnguntungkan dari aluminium adalah sangat mudah difabrikasi, dapat dituang
(dicor) dengan cara penuangan apapun.
D. KERAMIK
I. Pengertian Keramik
Keramik (English ceramics, Greek keramos, ‘potter clay’),
asal katanya berasal dari seni pembuatan tembikar, peralatan dari tanah liat.
Sekarang, definisi keramik secara ilmiah adalah benda-benda yang dibuat dari
bahan lunak dari alam yang dijadikan keras dengan cara pemanasan. Material
keramik adalah non logam, senyawa inorganik, biasanya senyawa ikatan oksigen,
karbon, nitrogen, boron dan silikon. Keramik pada industri tidak bisa
dibayangkan sebagai benda-benda seni. Beberapa contoh keramik industri adalah
pipa selokan, insulator listrik, bata tahan panas dan lainnya.
Keramik industri dibuat dari bubuk yang telah diberi tekanan sedemikian
rupa kemudian dipanaskan pada temperatur tinggi. Keramik tradisional seperti porcelain,
ubin (keramik lantai) dan tembikar dibuat dari bubuk yang terdiri dari berbagai
material seperti tanah liat (lempung), talc, silika dan faldspar. Akan tetapi,
sebagian besar keramik industri dibentuk dari bubuk kimia khusus seperti
silikon karbida, alumina dan barium titanate.
Material yang digunakan untuk membuat keramik ini biasanya digali dari
perut bumi dan dihancurkan hingga menjadi bubuk. Produsen seringkali memurnikan
bubuk ini dengan mencampurkannya dengan suatu larutan hingga terbantuk endapan
pengotor. Kemudian endapan tadi disaring dan bubuk material keramik dipanaskan
untuk menghilangkan impuritis dan air. Hasilnya, bubuk dengan tingkat kemurnian
tinggi dan berukuran sekitar 1 µm (0.0001 cm).
Keramik
dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
-Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik
yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang
termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah
tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
-Keramik
industri
Fine
ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic,
techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan
oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2,
MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan
pada bidang medis.
II. Bahan Penyusun Keramik
1. Lempung adalah aluminium silikat hidrat yang tidak
terlalu murni yang terbentuk
sebagai hasil pelapukan dari batuan beku yang mengandung feldspar sebagai salah
satu mineral asli yang penting.
2. Ada tiga jenis feldspar
yang umum, yaitu potas (K2O.Al2O3.SiO2),
soda (NaO.Al2O3.6SiO2), batuan gamping (CaO.Al2O3.6SiO2),
yang semuanya dipakai dalam produk keramik. Feldspar
sangat penting sebagai pemberi sifat fluks dalam formulasi keramik. Feldspar bias terdapat di dalam lempung
hasil penambangan, atau bisa juga ditambahkan sesuai keperluan.
3. Penyusun keramik yang ketiga yang penting adalah pasir
atau flin (flint). Sifat-sifatnya yang penting dari segi industri keramik
ditunjukkan pada table berikut:
Kaolinit
|
Feldspar
|
Pasir (flin)
|
|
Rumus
Plastisitas
Fusibilitas
(keleburan)
Titik cair
Ciut pada
pembakaran
|
Al2O3.2SiO2.2H2O
Plastik
Refraktori
1785oC
Sangat ciut
|
K2O.Al2O3.6SiO2
Non plastik
Perekat mudah lebur
1150oC
Lebur
|
SiO2
Non plastik
Refraktori
1710oC
Tidak ciut
|
III. Kegunaan Keramik Industri
Keramik dinilai dari propertinya.
Kegunaan keramik beragam disesuaikan dengan kemampuan dan daya tahannya.
Keramik dengan properti elektrik dan magnetik dapat digunakan sebagai
insulator, semikoncuktor, konduktor dan magnet. Keramik dengan properti yang
berbeda dapat digunakan pada aerospace, biomedis, konstruksi bangunan, dan
industri nuklir.
Beberapa contoh penggunaan keramik industri:
Peralatan yang dibuat dari alumina dan silikon nitrida dapat digunakan sebagai
pemotong, pembentuk dan penghancur logam.
Keramik tipe zirconias, silikon nitrida maupun karbida dapat digunakan untuk
saluran pada rotorturbocharger diesel temperatur tinggi dan Gas-Turbine Engine.
Keramik sebagai insulator adalah aluminum oksida (AlO3). Keramik
sebagai semikonduktor adalah barium titanate (BaTiO3) dan strontium
titanate (SrTiO3). Sebagai superkonduktor adalah senyawa berbasis
tembaga oksida.
Keramik dengan campuran semen dan logam digunakan untuk pelapis pelindung panas
pada pesawat ulang-alik dan satelit.
Keramik Biomedical jenis porous alumina digunakan sebagai implants pada tubuh
manusia. Porous alumina dapat berikatan dengan tulang dan jaringan tubuh.
Butiran uranium termasuk keramik yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga
nuklir. Butiran ini dibentuk dari gas uranium hexafluorida (UF6).
Keramik berbasis feldspar dan tanah liat digunakan pada industri bahan
bangunan.
Keramik juga digunakan sebagai coating (pelapis) untuk mencagah korosi. Keramik
yang digunakan adalah jenis enamel. Peralatan rumah tangga yang menggunakan
pelapisan enamel ini diantaranya adalah kulkas, kompor gas, mesin cuci, mesin
pengering.
IV. Kelebihan dan Kekurangan
Keramik
V. Sifat
Keramik
Keramik memiliki sifat kimia,
mekanik, fisika, panas, elektrik, dan magnetik yang membedakan mereka dari
material lain seperti logam dan plastik. Industri keramik merubah sifat keramik
dengan cara mengontrol jenis dan jumlah material yang digunakan untuk
pembuatan.
- Sifat Kimia
Keramik industri sebagian besar
adalah oksida (senyawa ikatan oksigen), akan tetapi ada juga senyawa carbida
(senyawa ikatan karbon dan logam berat), nitrida (senyawa ikatan nitrogen),
borida (senyawa ikatan boron) dan silida (senyawa ikatan silikon).
- Sifat Mekanik
Ikatan keramik dapat dibilang sangat
kuat, dapat kita lihat dari kekakuan ikatan dengan mengukur kemampuan keramik
menahan tekanan dan kelengkungan. Bend Strength atau jumlah tekanan yang
diperlukan untuk melengkungkan benda biasanya digunakan untuk menentukan
kekuatan keramik.
- Sifat Fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan
dari karbon, oksigen atau nitrogen dengan material lain seperti logam ringan
dan semilogam. Hal ini menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas yang
kecil. Sebagian keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat.
Keramik yang keras juga tahan terhadap gesekan.
-Sifat Panas
Sebagian besar keramik memiliki
titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada temperatur yang tinggi material
ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat bertahan dibawah tekanan tinggi.
Akan tetapi perubahan temperatur yang besar dan tiba-tiba dapat melemahkan
keramik.
-Sifat Elektrik
Beberapa jenis keramik dapat
menghantarkan listrik. Contohnya Chromium dioksida yang mampu menghantarkan
listrik sama baiknya dengan sebagian besar logam. Jenis keramik lain seperti
silikon karbida, kurang dapat menghantarkan listrik tapi masih dapat dikatakan
sebagai semikonduktor.
- Sifat Magnetik
Keramik yang mengandung besi oksida
(Fe2O3) dapat memiliki gaya magnetik mirip dengan magnet
besi, nikel dan cobalt. Keramik berbasis besi oksida ini biasa disebut ferrite.
Keramik magnetis lainnya adalah oksida-oksida nikel, senyawa mangan dan barium.
No comments:
Post a Comment